Gaya Chat Remaja Lebih Emosional daripada Percakapan Tatap Muka

Purwokerto—Remaja kini dinilai lebih emosional ketika berkomunikasi lewat chat dibandingkan saat berbicara langsung, terutama di WhatsApp, platform yang paling sering digunakan remaja untuk berinteraksi sehari-hari.

Penelitian “Analisis Peran Gaya Pengetikan dalam Dinamika Komunikasi Virtual” menunjukkan bahwa gaya mengetik mulai dari penggunaan emotikon, tanda baca, hingga panjang pesan, memengaruhi cara remaja mengekspresikan emosi. Pesan panjang dianggap sebagai tanda perhatian, sedangkan pesan singkat sering disalahartikan sebagai sikap dingin. Temuan ini diperkuat melalui wawancara, observasi chat, dan dokumentasi percakapan para informan.

Menurut penelitian tersebut, remaja lebih nyaman menyampaikan perasaan melalui teks karena tidak perlu menghadapi ekspresi lawan bicara secara langsung. Inilah yang membuat gaya chat menjadi lebih spontan dan emosional. Cara membalas pesan, tempo respons, hingga pilihan stiker pun menjadi “bahasa tubuh digital” yang mewakili suasana hati mereka.

Fenomena ini menuntut keterampilan baru bagi remaja, yaitu kemampuan membaca emosi dari teks. Namun, etika digital tetap dibutuhkan, seperti tidak menggunakan huruf kapital yang dapat dianggap marah dan menjaga kesopanan dalam memilih kata.

Dengan pola komunikasi yang terus berpindah ke ruang digital, chat kini bukan lagi sekadar pesan singkat, tetapi medium utama bagi remaja untuk mengekspresikan diri dan membangun hubungan.

Editor: Rahsya Ayu Arshinta

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *