Jagat Rasa 2025, Ketika Panggung dan Kamera Mengajak Kita Belajar Merasakan

(Foto: Dokumentasi Pribadi)

Aula Bambang Lelono Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jenderal Soedirman, kembali menjadi
pusat kreativitas mahasiswa melalui gelaran Jagat Rasa 2025 yang berlangsung pada 10–12
Desember 2025. Acara ini menghadirkan pameran fotografi dan tiga pementasan drama yang
mengajak pengunjung tidak hanya menikmati karya, tetapi juga merasakan emosi di baliknya.

Acara yang digagas mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia ini menampilkan
pameran fotografi bertajuk “Spektrum Waktu”, serta tiga pementasan drama yang dipentaskan
pada hari berbeda: Melahari di Sebuah Jalan Kecil (10 Desember), Orang-Orang di Timpang
Hati (11 Desember), dan Bayang Singgasana (12 Desember). Seluruh rangkaian acara dapat
diakses melalui satu tiket seharga Rp15.000.

Jagat Rasa 2025 merupakan bentuk penerapan mata kuliah Penyutradaraan dan Fotografi
Jurnalistik yang menuntut mahasiswa untuk memadukan konsep artistik dengan kepekaan rasa.
“Kami ingin menunjukkan bahwa karya seni bukan hanya tampilan, tetapi juga perjalanan kreatif
yang penuh makna,” ujar salah satu penyelenggara.

Dalam proses persiapan, mahasiswa terlibat secara menyeluruh, mulai dari perakitan set
panggung, pengaturan tata cahaya, penyusunan alur dramatik, hingga pengelolaan galeri
fotografi. Proses ini mencerminkan upaya mereka menguasai kemampuan teknis sekaligus
membangun kerja kolaboratif lintas tim.

Kesungguhan mahasiswa terlihat dari ketelitian dalam menata visual, kecermatan dalam
mengarahkan aktor, serta upaya menghadirkan pengalaman emosional bagi penonton.
Sentuhan-sentuhan kecil inilah yang membuat Jagat Rasa 2025 terasa hidup dan dekat dengan
audiens.

Acara dibuka setiap pukul 17.00 WIB di Aula Bambang Lelono, dengan pembelian tiket
dilakukan melalui formulir daring dan pembayaran via ShopeePay, SeaBank, atau Bank BTN.
Informasi lebih lanjut tersedia melalui narahubung yang telah disediakan panitia.

Melalui Jagat Rasa 2025, mahasiswa FIB Unsoed menegaskan bahwa seni dapat menjadi
medium untuk merawat kepekaan rasa, memperluas wawasan, sekaligus menumbuhkan
profesionalitas dalam kerja kreatif. Panggung dan kamera pun dihadirkan bukan hanya sekadar
alat, tetapi jembatan untuk merasakan dan memahami kehidupan.

Editor: Afifah Ghina Khalda

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *