JALIN KERJA SAMA DENGAN NGO AMERIKA, INI DIA LILIK NURCHOLIS KEPALA SEKOLAH BERPRESTASI LIMA TAHUN BERTURUT TURUT

Drs. Lilik Nurcholis, M.Si akrab disapa Pak Lilik. Kelahiran Ambarawa, Kab Semarang, putra ke empat dari tujuh bersaudara. Menempuh pendidikan S1 di IKIP Semarang lulusan tahun 1991. Setelah menyelesaikan pendidikannya beliau mendaftar menjadi Kepala Sekolah SMA Islam Sudirman di Ambarawa, saat itu untuk menjadi Kepala Sekolah tidak sulit apalagi di sekolah swasta ucap Lilik. Tak merasa puas dengan pekerjaannya, beliau mendaftar pegawai negeri dan diterima menjadi guru di SMPN2 Tengarang tahun 1996—2011. Setelahnya beliau berusaha untuk melanjutkan pendidikan S2 di tengah keterbatasan ekonomi, beliau berhasil mendapatkan beasiswa Yayasan Keluarga Hasyim Djojohadikusumo di Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Saat menjadi Guru beliau berhasil meraih Guru Berprestasi dan Teladan se-Kabupaten Semarang. Beliau dimutasi ke SMPN 2 Bawen menjadi Kepala Sekolah tahun 2011—2019. Setelah memimpin SMPN 2 Bawen, beliau dimutasi ke SMPN 2 Ungaran pada tahun 2019 hingga sekarang. Tahun ini beliau berhasil mendapatkan juara dua kepala sekolah berprestasi, Tahun 2023 mendapatkan juara tiga, tahun 2022 mendapatkan juara dua, tahun 2021 mendapatkan juara tiga, dan tahun 2020 mendapatkan juara satu.

Prestasinya yang segudang mampu mengantarkan beliau menjalin kontrak dengan NGO Amerika yang berkonsentrasi bidang pendidikan di Indonesia khususnya Jawa Tengah, melalui lembaga USAID Prioritas pada tahun 2012—2017. Beliau mencoba untuk mendaftar ketika mengetahui peluang tersebut. Hasilnya beliau memperoleh ranking satu dalam seleksi tersebut. Beliau diamanahkan menjadi fasilitator manajemen yang bertugas untuk mengadakan pelatihan kepala sekolah se-Jawa Tengah. Satu-satunya kepala sekolah yang berhasil menempati posisi fasilitator manajemen hanya Pak Lilik, empat dari lima rekan kerjanya berasal dari pengawas.

Ketika ditanya mengapa beliau segigih itu dalam berjuang beliau mengatakan, “Kalau saya tidak berprestasi, bagaimana saya mendorong para guru untuk berprestasi.” ucap Lilik

Bersama bupati Semarang Ngesti Nugraha, S.H., M.H.
menerima hadiah Pelaksana Terbaik I Adiwiyata tingkat Kab. Semarang; dokumentasi Lilik Nurcholis

Ketika memimpin berbagai sekolah, beliau merasakan bahwa hal yang paling berat dan sulit dalam dunia pembelajaran adalah mengubah cara mengajar guru dan mindset guru agar sesuai dengan kurikulum yang diberlakukan. “Tak jarang, sampai sekarang masih banyak guru yang gamau melek dengan perubahan zaman, jadinya para guru hanya berorientasi pada model pembelajaran ceramah. Padahal era teknologi dan perkembangan zaman sekarang banyak model pembelajaran yang bisa digunakan,” ungkap Lilik.

Selain itu guru juga seringkali enggan keluar dari zona nyaman, “Saya pernah menulis berita di Suara Merdeka tentang zona nyaman guru, kalau sudah di golongan 4A guru sudah merasa di zona nyaman, dan enggan untuk berpindah. Karena tidak ada sanksi apapun meskipun ada di golongan itu selama bertahun-tahun. Mereka tidak mau berkreasi, berinovasi, sehingga mereka tidak bertambah kompetensinya” ungkap Lilik.

Oleh karena itu beliau berpesan sebagai calon guru maupun guru diharapkan untuk terus melek terhadap perkembangan dan terus upayakan untuk meningkatkan kompetensi.

Penutup sesi wawancara, beliau mengatakan  “Jangan takut berbuat baik pada siapapun, dimanapun. Karena barangkali suatu perbuatan baik itu yang terakhir, dan terus berlomba dalam kebaikan.” pungkas Lilik.

 

 

 

 

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *