Ketan Pencok sebagai Makanan Ikonik Bumiayu yang Wajib Dicoba Pengunjung

Sumber: Dokumentasi Pribadi
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Bumiayu, Brebes – Ketan pencok adalah makanan khas asli daerah Bumiayu. Selain beragam kuliner tradisional lain yang dimiliki, ketan pencok hadir sebagai bentuk ikonik dan kekayaan kuliner tradisional yang menggugah selera. Hidangan ini berbahan dasar sederhana, yakni ketan yang dipadukan dengan parutan kelapa berbumbu manis dan pedas. Awalnya, ketan pencok diciptakan oleh almarhumah Ibu Bariyah, penjual pecel di Jalan Protokol Bumiayu. Karena dagangan pecelnya kurang diminati, ia mencoba sesuatu yang baru dengan memadukan ketan dan taburan pencok atau serundeng kelapa yang bercampur rempah-rempah. Tak disangka, makanan ini justru mendapat sambutan positif dan populer hingga sekarang.

Jajanan tradisional ini terbuat dari beras ketan pilihan yang dikukus hingga pulen. Setelah matang, ketan disajikan dengan kelapa muda yang telah dicampur bumbu khas: cabai rawit, bawang putih, kencur, gula jawa, dan garam secukupnya. Perpaduan rasa manis dan pedas membuatnya berbeda dari jajanan ketan pada umumnya. Teksturnya yang kenyal serta aroma bumbunya yang khas menjadikan ketan pencok selalu dicari.

Di pasar-pasar Bumiayu, ketan pencok dijual dengan harga mulai dari Rp2.500 hingga Rp25.000. Ibu Atun (60), salah satu penjual ketan pencok di Pasar Cilik Jatisawit, mengungkapkan bahwa ia sudah berjualan sejak sekitar 18 tahun yang lalu. “Dari zaman orang tua saya, ketan pencok selalu ramai di pasar. Sampai sekarang peminatnya tidak pernah hilang. Biasanya pembeli memesan 30-40 bungkus untuk acara seperti pengajian, PKK, kondangan, dan sebagainya. Anak-anak hingga orang muda juga senang menikmati ketan pencok di acara tersebut,” ujarnya, Minggu (7/9).

Bagi masyarakat Bumiayu, ketan pencok melambangkan kebersamaan, kekeluargaan, dan kesederhanaan. Hidangan ini sering dinikmati bersama saat kumpul keluarga maupun kegiatan sosial. Teksturnya yang lembut dan lengket menjadi simbol persatuan dan kekompakan.

Dalam penyajiannya, daun pisang digunakan sebagai alas agar aroma alami semakin menambah citarasa. Ketan pencok biasanya dikemas menggunakan daun pisang yang lebih lebar daripada ketannya, lalu dipincuk dengan biting kayu pada tiap ujungnya. Namun, seiring waktu, pengemasan mulai dimodifikasi menjadi lebih modern menggunakan besek bambu atau plastik mika. Langkah ini bertujuan menjaga eksistensi kuliner khas Bumiayu di kalangan generasi muda sekaligus melestarikan warisan kuliner daerah, melalui keunikan rasa, harga terjangkau, dan nilai budaya yang melekat. Ketan pencok layak disebut sebagai ikon kuliner Bumiayu yang patut dibanggakan dan disebarluaskan ke masyarakat luas.

Editor: Afifah Ghina Khalda

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *