Naswa Resy Nurhasani Soleha Sagala, seorang mahasiswi berusia 19 tahun kelahiran Sosa, Sumatera Utara, 27 November 2004 dari Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia (PBI) di Universitas Jenderal Soedirman. Salah satu mahasiswi yang menjadi sorotan sebagai contoh inspiratif bagi banyak orang, khususnya sesama teman sebayanya.
Anak ketiga dari empat bersaudara ini menjalani pendidikan dasar awalnya berada di SDN 09550 Simalugun. Lalu, lanjut sekolah menengah pertama swasta Taman Asuhan meneruskan ke MAN Kota Pematang Siantar. Ia selalu aktif dalam berkegiatan semenjak SMP. Organisasi yang sudah ditempuhnya, yaitu Pramuka Gudep 039-040, Pramuka Gudep 01.073-01.074, Satuan Karya KOREM022/PT, Taekwondo, hingga melanjutkan studinya ia tak pernah berhenti aktif, terutama pada salah satu organisasi Himpunan Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia (HIMADIKSI Unsoed)
Sebagai seorang mahasiswi yang dikenal pantang menyerah ini ia pernah mengalami kegagalan sebelum ia menjalani perkuliahan di Unsoed. Pengalaman mendaftar dengan menyertakan sertifikat kegiatan Aceh Roferway Internasional yang mengundang pramuka Thailand, Malaysia, dan Vietnam hingga nilai yang cukup memuaskan ketika mengikuti ujian di berbagai universitas ia jalani karena keinginan dalam dirinya masuk fakultas hukum, penolakan dari universitas Undip, universitas USU, SPAN-PTKIN, Universitas Andalas, UGM, hingga pada akhirnya Unsoed menjadi pilihan terakhirnya.
Ia pernah berpikir bahwa tidak akan lolos PTN Unsoed karena belum pernah berkunjung ke Purwokerto tidak tahu-menahu kota ini. Tidak adanya akses bandara di Purwokerto, membuatnya takut kesulitan akomodasi karena akses bandara hanya ada di Purbalingga, tapi itu juga bukan rute penerbangan antar pulau, ia tidak mengharapkan Unsoed tetapi terlintas ada keinginan ke UNY. Sudah terlanjur maka pilihan pertamanya Pendidikan Bahasa Indonesia pilihan kedua Hukum Unsoed. Sempat salah strategi karena perkiraan awal ditolak tetapi malah di terima. Ketika itu orang tua menyarankan daftar ulang saja, setelah ke Unsoed ternyata Purwokerto yang ada di bayangannya tidak sekecil itu, kotanya termasuk yang sangat mudah dijangkau oleh mahasiwa.
Salah satu kegiatan organisasi yang menjadi fokus Naswa yaitu Himpunan Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesi, awalnya karena ingin mencoba magang namun ketagihan hingga pada akhirnya ia melanjutkan ke periode selanjutnya dan diamanahi menjadi ketua. Tips dan trik yang Naswa lakukan selama berkuliah ialah apa yang sudah dijalani, walau itu tidak sesuai yang kita inginkan, harus selesaikan semua secara optimal karena kesempatan tidak akan datang untuk kedua kalinya, ia jauh dari perantauan demi memperjuangkan cita-citanya.
Pengalaman menarik selama di dalam kelas adalah “aku berusaha untuk survive di Purwokerto secara mandiri berangkat dari Medan ke Semarang naik pesawat di umur 17 tahun. Tanpa pendampingan orang tua kalo aku ga bisa menjaga diri aku di perantauan, aku ga tau hari ini bisa jadi orang yang seperti apa di kampus, bisa jadi aku jadi orang yang tidak bermanfaat di perantauan ini karena jika kamu penasaran kamu cari tau, keterampilan seseorang bisa diasah selagi ada kemauan yang ada dalam dirinya,” ungkap Naswa Resy Nurhasani Soleha Sagala, (Selasa 7/5/2024)