Konseling Bukan Sekadar Curhat: Imank Alisandra dan Perannya Mengubah Cara Pandang tentang Kesehatan Mental

Purwokerto – Kesadaran masyarakat terhadap kesehatan mental kian meningkat, dan peran konselor menjadi semakin penting dalam mendukung kesejahteraan psikologis. Salah satu sosok yang konsisten mengabdi di bidang ini adalah Imank Alisandra, seorang konselor sekaligus pelatih pengembangan diri. Ia dikenal dengan pendekatan humanis dan penuh empati, menjadikan profesinya lebih dari sekadar pekerjaan, melainkan panggilan jiwa yang lahir dari kepedulian mendalam terhadap manusia.

Awal Perjalanan dan Ketertarikan pada Dunia Konseling

Imank Alisandra lahir pada 20 Maret 1982 dan menempuh pendidikan di Universitas Negeri Semarang (UNNES), jurusan Pendidikan Ekonomi. Sejak 2016, ia menekuni bidang pengembangan diri melalui berbagai pelatihan coaching dan terapi mental. Ketertarikannya pada dunia psikologi terapan muncul dari keinginan membantu orang lain menemukan arah hidup dan mengelola tantangan emosional.

Pada 2019, ia meraih sertifikasi sebagai professional coach dan mulai membuka layanan coaching untuk masyarakat luas. Tidak berhenti di situ, Imank terus memperdalam teknik terapi mental hingga menciptakan metode terapi mandiri yang merupakan hasil penggabungan berbagai pendekatan yang telah ia pelajari. Inovasi ini lahir dari keyakinannya bahwa setiap individu memiliki kapasitas untuk pulih dan berkembang jika mendapat pendampingan yang tepat.

Tiga tahun kemudian, pada 2022, Imank mengikuti pelatihan konseling profesional hingga tingkat senior. Ia percaya proses belajar tidak boleh berhenti karena setiap ilmu baru memperkaya pemahaman dan meningkatkan kualitas layanan yang diberikan kepada klien. Baginya, pembaruan pengetahuan adalah wujud profesionalisme dan dedikasi terhadap profesi konseling.

Konseling: Ruang Bertumbuh, Bukan Sekadar Pengaduan

Menurut Imank, esensi konseling sering disalahpahami oleh masyarakat luas. Banyak yang menganggapnya hanya tempat untuk mengeluhkan masalah hidup, padahal konseling memiliki cakupan yang jauh lebih luas dan positif. “Konseling bukan hanya untuk orang yang punya masalah. Konseling juga dibutuhkan bagi mereka yang ingin berkembang, mencari arah hidup, atau memutuskan sesuatu yang penting,” ujarnya.

Ia mencontohkan bahwa konseling dapat membantu seseorang saat mengambil keputusan penting, misalnya terkait karier, pendidikan, atau pernikahan. “Konseling adalah langkah untuk kemajuan diri, bukan sekadar memperbaiki masalah,” kata Imank. Dengan pemahaman ini, ia berupaya mengubah stigma bahwa konseling hanya untuk orang yang lemah atau bermasalah, sekaligus mendorong masyarakat melihatnya sebagai sarana proaktif menjaga kesehatan mental.

Prinsip Profesional dan Keseimbangan Emosional

Dalam praktiknya, Imank selalu menjunjung tinggi profesionalisme sebagai fondasi kepercayaan antara konselor dan klien. Ia meyakini bahwa menjaga keseimbangan emosional sangat penting agar konselor dapat memberikan pendampingan yang sehat dan berkelanjutan. “Kita harus memiliki boundary antara konselor dan klien. Jangan membawa masalah klien ke dalam kehidupan pribadi,” tegasnya.

Ia menjelaskan bahwa seorang konselor harus menyelesaikan urusan emosionalnya sendiri sebelum membantu orang lain. “Kalau kita masih terluka, kita tidak akan bisa maksimal menolong orang lain. Bahkan bisa terseret energi negatif dari klien,” jelas Imank. Menurutnya, kesehatan emosional konselor adalah kunci keberhasilan dalam mendampingi klien mengatasi masalah mereka. Karena itu, Imank selalu mengingatkan pentingnya self-care bagi tenaga profesional kesehatan mental. Konselor perlu memiliki ruang pemulihan sendiri agar tetap kuat menghadapi tantangan dalam pekerjaannya.

Menjawab Tantangan Generasi Muda di Era Digital

Imank menilai era media sosial membawa tantangan besar bagi kesehatan mental generasi muda. Banyak remaja merasa tidak cukup baik karena membandingkan diri dengan pencapaian orang lain di dunia maya. Kondisi ini memicu kecemasan, rendah diri, dan hilangnya kepercayaan pada potensi diri. Menurutnya, kehadiran konselor di ruang digital penting untuk menyeimbangkan dampak negatif media sosial dengan edukasi kesehatan mental yang relevan, mudah diakses, dan disampaikan dengan bahasa yang ramah generasi bagi muda.

Selain itu, konselor dapat memanfaatkan platform digital untuk menyebarkan wawasan positif dan mendorong pola pikir sehat. Dengan pendekatan humanis dan adaptif, generasi muda bisa belajar memandang dirinya secara realistis tanpa terjebak perbandingan yang merusak. Kehadiran konselor yang aktif di dunia maya menjadi jembatan penting antara edukasi dan dukungan emosional.

Pesan untuk Generasi Muda: Fokus pada Kekuatan Diri

Mengakhiri percakapan, Imank menyampaikan pesan yang membangkitkan semangat bagi anak muda yang tengah berjuang. “Fokuslah pada kelebihan diri sendiri. Setiap orang punya kekurangan, tapi juga punya kelebihan. Temukan kelebihanmu, fokuslah di sana, dan optimalkan untuk memberdayakan diri. Dengan begitu, kamu tak punya waktu untuk membandingkan diri dengan orang lain,” pungkasnya.

Editor: Aulia Qolbu Ghoefira

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *