Kontras Pusat Kota Purwokerto: Gemerlap dan Kepiluan!

“Kota memiliki kemampuan untuk menyediakan sesuatu bagi semua orang, hanya karena, dan hanya ketika, mereka diciptakan oleh semua orang.”

— Jane Jacobs, The Death and Life of Great American Cities (1961).

Purwokerto yang dikenal dengan keindahan pusat kotanya, kini menghadapi paradoks yang mencolok. Di balik angkuhnya gedung-gedung tinggi, kemajuan pendidikan, dan gemerlap pusat kota dengan ikon-ikonnya,terdapat pemandangan pilu. Semakin banyak tukang becak yang terpaksa tidur di pinggir jalan dan di dalam becaknya sendiri, menyoroti kesenjangan sosial yang nyata di tengah kemajuan kota.

Fenomena ini semakin terlihat di malam hari ketika jalanan yang terang benderang kontras dengan mereka yang tidur di bawah cahaya lampu kota. Para tukang becak ini berlindung di sudut-sudut jalan, menggunakan becak mereka sebagai tempat tidur yang tidak layak. Situasi ini memprihatinkan, mengingat lokasi mereka beristirahat berada tidak jauh dari tempat-tempat yang sering menjadi pusat perhatian dan keramaian.

Meskipun pemerintah daerah telah berupaya untuk mengatasi masalah ini, seperti melalui program bantuan sosial, namun realitanya, masalah ini masih jauh dari terselesaikan. Masyarakat dan pihak berwenang perlu bersinergi untuk mencari solusi jangka panjang yang efektif. Tidak hanya dengan memberikan bantuan sementara, tetapi juga dengan menciptakan peluang kerja, memperluas akses ke pendidikan, dan memastikan adanya tempat tinggal yang layak.


Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *