Clevita Thosi, atau yang akrab disapa Clevita, adalah seorang jurnalis asal Cilacap, Jawa Tengah, yang kini dikenal sebagai jurnalis dan presenter di TVNU. Ketertarikannya pada dunia jurnalistik bermula sejak masa kuliah, berawal dari kegemarannya bercerita, rasa ingin tahu yang tinggi, serta minat dalam dunia digital dan influencer. Hal itulah yang kemudian membawanya menekuni jurnalistik televisi sebagai sarana untuk menyalurkan semua passion tersebut. “Saya ingin berita tidak hanya dibaca, tetapi juga dirasakan oleh audiens melalui visual, suara, dan emosi yang hadir di layar,” ujarnya.
Pengalaman pertamanya sebagai jurnalis meninggalkan kesan mendalam. Hanya lima hari setelah bergabung dengan TVNU, Clevita langsung terjun ke lapangan untuk meliput acara besar bertajuk Kick Off Humanitarian Islam di Balairung Universitas Indonesia, yang dihadiri oleh akademisi dan ulama ternama dari berbagai negara. Situasi yang penuh tantangan itu memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya kesiapan dan kemampuan beradaptasi dalam dunia jurnalistik televisi. Sejak saat itu, Clevita mengaku semakin jatuh cinta pada profesinya sebagai jurnalis.

Dalam setahun terakhir, Clevita aktif meliput berbagai peristiwa penting. Salah satu liputan yang paling berkesan baginya adalah saat melaporkan kunjungan para menteri dan duta besar ke kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Pada kesempatan tersebut, ia dihadapkan pada tantangan berkomunikasi menggunakan bahasa asing, merekam dan menulis hasil wawancara, serta menyampaikannya kepada publik dengan lugas dan profesional.
Meskipun banyak orang kini beralih ke media digital, Clevita tetap bersemangat berkarya di dunia jurnalistik televisi. Baginya, perubahan justru menjadi tantangan untuk terus berinovasi. “Konten TVNU juga kami sebarkan ke berbagai platform digital seperti YouTube, Instagram, Facebook, hingga X. Jadi, televisi tetap relevan,” tegasnya.
Namun, bekerja sebagai jurnalis televisi bukan tanpa tantangan. Clevita menyebut keterbatasan akses informasi dan waktu peliputan yang sempit sebagai hambatan terbesar. Meski demikian, ia menekankan bahwa kredibilitas dan profesionalitas tetap menjadi prioritas utama. “Kredibilitas itu harga mati. Berita harus diverifikasi, bukan hanya cepat tetapi juga akurat,” tegas Clevita.
Di tengah kesibukan liputan dan membacakan berita, Clevita tetap berusaha menyeimbangkan kehidupan pribadinya. Saat ini, ia sedang menempuh studi magister dan tengah menyusun tesis. Di sela-sela waktu luangnya, ia juga aktif membuat konten kuliner, mengeksplorasi tempat wisata, dan bergiat dalam komunitas influencer.
Menurutnya, di era banjir informasi digital saat ini, peran jurnalis televisi justru semakin penting sebagai penapis informasi yang akurat dan dapat dipercaya. “Tugas jurnalis adalah memastikan publik mendapatkan informasi yang benar, berimbang, dan dapat dipercaya,” ujarnya.
Bagi mahasiswa yang tertarik menekuni dunia jurnalistik televisi, Clevita berpesan untuk tidak takut mencoba dan terus mengasah kemampuan komunikasi, membaca, dan menulis. Menurutnya, menjadi jurnalis bukan hanya soal tampil di depan kamera, tetapi juga kerja keras di balik layar. “Siaplah untuk bekerja cepat, fleksibel, dan selalu belajar,” pesannya.
Sebagai penutup, Clevita menekankan bahwa jurnalis bukan sekadar pekerjaan, melainkan panggilan hati yang memerlukan niat kuat untuk menyampaikan fakta dan berpihak pada kejujuran. “Dunia mungkin berubah, tapi integritas jurnalis harus tetap dijaga,” tutur Clevita dengan mantap.
Editor: Rimanda Sahya Citharesmi
Jumat, 29 Agustus 2025 pukul 14.00 WIB.