
Dr. Ari Kusmiati, M.Hum. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Purwokerto — Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jenderal Soedirman menyelenggarakan Kuliah Pakar bertajuk “Pembelajaran BIPA: Peluang dan Strategi Mengajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing” pada Jumat pagi di Aula Bambang Lelono. Kegiatan berlangsung pukul 08.00–11.00 WIB dan diikuti oleh mahasiswa angkatan 2022, 2023, serta 2024.
Acara menghadirkan Dr. Ari Kusmiati, M.Hum., dosen Universitas Negeri Yogyakarta, sebagai narasumber. Dalam paparannya, Ari menjelaskan secara mendalam konsep Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA), potensi pengembangannya di tingkat global, serta strategi pengajaran yang relevan untuk pembelajar dari berbagai latar belakang.
Bahasa Indonesia di Kancah Internasional
Ari menuturkan bahwa program BIPA mencerminkan posisi strategis Indonesia di mata dunia. Bahasa Indonesia kini memiliki lebih dari 270 juta penutur, pernah menempati posisi ketiga sebagai bahasa yang paling banyak digunakan di WordPress, serta berstatus sebagai bahasa resmi sidang UNESCO. Lebih dari 57 negara telah mempelajari Bahasa Indonesia melalui program BIPA yang tersebar di lebih dari 300 lembaga pendidikan. Menurutnya, perkembangan ini tidak hanya memperkuat eksistensi bahasa nasional, tetapi juga menjadi sarana diplomasi budaya (soft diplomacy) yang memperluas pengaruh Indonesia melalui bahasa dan kebudayaan.
Karakteristik dan Tantangan Pengajaran BIPA
Dalam sesi berikutnya, Ari memaparkan beragamnya motivasi pembelajar BIPA mulai dari kepentingan akademik hingga kebutuhan profesional. Kondisi tersebut menuntut pengajar untuk memahami perbedaan tingkat kemampuan serta karakteristik masing-masing peserta didik. Ia juga menyoroti beberapa tantangan dalam praktik pengajaran, seperti keterbatasan media ajar, variasi kemampuan siswa, dan kurangnya paparan terhadap penutur asli. Oleh sebab itu, pengajar perlu memiliki kreativitas tinggi, keterampilan andragogis, dan kemampuan adaptasi terhadap konteks kelas yang beragam.
Strategi Efektif dan Prinsip Pengajaran
Ari mengemukakan sejumlah strategi yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran BIPA, antara lain:
- Menggunakan Bahasa Indonesia secara wajar, komunikatif, dan tepat.
- Menerapkan teknik pembelajaran yang interaktif serta menarik.
- Mengembangkan media ajar yang kontekstual dan inovatif.
- Menjaga kejelasan lafal dan intonasi serta menyesuaikan kecepatan bicara dengan kemampuan siswa.
- Memberikan ruang luas bagi pembelajar untuk berlatih berbicara dan menulis secara mandiri.
Ia juga menegaskan bahwa pengajaran BIPA perlu berlandaskan prinsip bahwa bahasa adalah kebiasaan yang dibentuk melalui praktik, bukan sekadar teori. Pengajar diharapkan fokus pada penggunaan bahasa yang autentik sebagaimana digunakan penutur asli, karena setiap bahasa memiliki karakteristik yang berbeda.
Antusiasme Peserta
Kegiatan berlangsung interaktif dan penuh antusiasme. Mahasiswa aktif mengajukan pertanyaan seputar praktik mengajar dan peluang karier sebagai pengajar BIPA di luar negeri. Melalui kegiatan ini, mahasiswa diharapkan memahami potensi BIPA sebagai jembatan diplomasi kebahasaan serta menyadari pentingnya peran mereka dalam memperkenalkan Bahasa Indonesia di tingkat internasional.
Kuliah pakar ditutup dengan pesan agar calon pendidik terus mengasah kemampuan berbahasa dan berinovasi dalam strategi mengajar, sehingga mampu berkontribusi memperluas eksistensi Bahasa Indonesia di dunia global.
Editor: Rizki Wahyu Aulia Nisa
