Kurang Menjaga Kebersihan Gigi Jadi Penyebab Utama Kerusakan, drg. Claudia Erika Ingatkan Pentingnya Perawatan Rutin

drg. Claudia Erika (sumber : dokumentasi pribadi)

Purwokerto — Kerusakan gigi masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang paling sering dialami masyarakat Indonesia. Menurut drg. Claudia Erika, seorang dokter gigi yang aktif praktik di klinik swasta, penyebab utamanya bukanlah hal yang rumit. “Biasanya karena bakteri. Baik gigi berlubang, karang gigi, atau bau mulut, semuanya berawal dari bakteri akibat kurangnya kebersihan,” jelasnya.

Menurut drg. Claudia, tanda-tanda awal kerusakan gigi sering kali diabaikan oleh masyarakat. Padahal, keluhan sederhana seperti rasa ngilu, sakit ringan, perubahan warna gigi, hingga gusi yang mudah berdarah merupakan sinyal penting bahwa gigi sedang bermasalah.

“Kalau sudah terasa tidak nyaman atau mulai ada perbedaan warna dan bentuk gigi, itu tandanya ada sesuatu yang tidak beres. Masyarakat harus lebih aware dengan perubahan kecil seperti itu,” tegasnya.

Dalam praktiknya, drg. Claudia menemukan bahwa kerusakan gigi bisa dialami oleh semua usia mulai dari anak-anak hingga lansia. Namun, tingkat keparahan dan penyebabnya sering kali berakar pada kurangnya pengetahuan dan kebiasaan menjaga kebersihan mulut.

Kesehatan gigi anak-anak sangat dipengaruhi  oleh peran dari orang tuanya. Jika orang tua memiliki pengetahuan dan kebiasaan baik dalam menjaga kesehatan gigi, anak pun akan ikut terbiasa. Ia menegaskan bahwa masalah gigi bukan semata-mata soal usia, melainkan soal kesadaran dan kebiasaan setiap individu.

Selain menjaga kebersihan, drg. Claudia juga menekankan pentingnya perawatan rutin dan penggantian sikat gigi secara berkala.

“Sikat gigi sebaiknya diganti setiap tiga bulan sekali, dan pemeriksaan gigi dilakukan enam bulan sekali, meskipun tidak ada keluhan,” sarannya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa bau mulut tidak selalu berarti seseorang malas menyikat gigi. Bisa jadi, penyebabnya karena waktu dan teknik menyikat yang kurang tepat.

drg. Claudia menjelaskan bahwa menyikat gigi dua kali sehari saja tidak cukup jika tidak dilakukan dengan cara yang benar. Waktu yang tepat untuk menyikat gigi adalah pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur, dengan durasi minimal dua menit serta memastikan tidak ada bagian gigi yang terlewat.

Masalah yang tampak ringan bisa menjadi serius bila dibiarkan. Misalnya, lubang gigi yang membesar, nyeri hebat, pembengkakan, atau gusi berdarah sudah termasuk kategori parah yang memerlukan tindakan medis segera. Ia juga menegaskan bahwa semua posisi gigi berisiko sama, baik depan maupun belakang tergantung pada kebersihan dan perawatannya.

Sebagai penutup, drg. Claudia mengingatkan pentingnya kesadaran diri untuk menjaga kesehatan gigi sejak dini. “Bayangkan, setiap hari kita berbicara, makan, dan bernafas menggunakan mulut. Kalau ada masalah sedikit saja, pasti mengganggu kenyamanan dan menurunkan kualitas hidup. Jadi mulai dari sekarang, ubah mindset bahwa gigi itu penting, jaga kebersihan, dan rutin periksa ke dokter gigi,” pesannya

Editor: Nadia Qurotul Aini

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *