Mahasiswa Berwirausaha: Antara Akademik dan Dunia Bisnis yang Dinamis

Dokumentasi Narasumber

Purwokerto-Di tengah kesibukan kuliah dan berbagai kegiatan kampus, sebagian besar mahasiswa memilih fokus belajar. Namun, berbeda dengan Rosita Dwi Pamuji, mahasiswa jurusan Manajemen semester 3 yang berani memulai usaha makanan ringan sejak duduk di bangku kelas 10 SMA. Berawal dari hobi mencoba resep di dapur dan menonton tutorial memasak di YouTube, Rosita tidak menyangka unggahan hasil masakannya menarik perhatian teman-temannya hingga ada yang tertarik untuk membeli. Dari situlah semangat berbisnisnya tumbuh.

“Awalnya cuma iseng, tapi ternyata bisa jadi peluang,” ungkap Rosita. Ia mengaku termotivasi berwirausaha karena ingin menambah penghasilan dan belajar mandiri. Dukungan orang tua, keluarga, dan teman-teman membuatnya semakin yakin bahwa kuliah tidak menjadi penghalang untuk berkarya.

Untuk mengatur waktu antara kuliah dan bisnis, Rosita menggunakan sistem pre-order dan menitipkan produknya di koperasi kampus. Menurutnya, cara ini membantu tetap fokus pada perkuliahan tanpa meninggalkan tanggung jawab terhadap pelanggan. Tantangan terbesar yang ia hadapi adalah membagi waktu antara tugas kuliah, kegiatan organisasi, dan pesanan pelanggan, namun semua dapat teratasi dengan disiplin dan memanajemen waktu dengan baik.

Sebagai mahasiswa Manajemen, Rosita terus meningkatkan pengetahuan bisnisnya melalui pelatihan, workshop, serta menjalin relasi dengan para pelaku usaha lainnya. Ia juga aktif menerapkan teori yang dipelajari di kelas dalam kegiatan usahanya. Menurut Rosita, keterampilan penting dalam berwirausaha bukan hanya kemampuan memasak, tetapi juga keberanian bertindak, percaya diri, dan tidak gengsi. “Selagi itu hal positif, jangan takut untuk memulai,” ujarnya.

Lebih dari sekadar mencari keuntungan, Rosita menekankan pentingnya etika dalam berbisnis. Ia selalu menjaga kualitas produk dan terbuka terhadap kritik agar usahanya terus berkembang. “Kejujuran dan kepercayaan pelanggan lebih berharga daripada keuntungan sesaat,” tegasnya.

Apa yang dilakukan Rosita menjadi bukti bahwa semangat berwirausaha dapat tumbuh dari hal sederhana. Lebih dari sekadar mencari penghasilan, usaha yang dijalankan dengan niat dan kejujuran dapat membentuk karakter dan kesiapan menghadapi masa depan. Seperti yang dikatakannya, “Masa depan bukan ditunggu, tetapi diatur dengan keberanian dan usaha.”

Editor: Qoriatun Munawaroh

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *