Purwokerto, – Kemampuan berbicara di depan umum atau public speaking kini menjadi keterampilan penting yang perlu dikuasai oleh mahasiswa. Di era modern yang serba cepat dan kompetitif, mahasiswa dituntut tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga mampu berkomunikasi dengan baik. Public speaking menjadi salah satu cara agar mahasiswa dapat menyampaikan ide, pendapat, dan gagasan dengan percaya diri di hadapan banyak orang.
Bagi sebagian mahasiswa, berbicara di depan umum masih menjadi hal yang menegangkan. Tidak sedikit yang merasa gugup, gemetar, atau bahkan kehilangan kata-kata saat harus berbicara di depan kelas. Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri, terutama bagi mahasiswa yang aktif di organisasi, sering presentasi, atau mengikuti lomba-lomba akademik.
Menurut salah satu mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Intan Dwi public speaking adalah keterampilan yang harus terus dilatih agar mahasiswa mampu menyampaikan ide dengan percaya diri. “Banyak teman yang pintar, tapi masih takut bicara di depan umum. Padahal, kalau dibiasakan, lama-lama juga jadi terbiasa,” katanya saat ditemui usai kegiatan pelatihan pada Rabu (5/11).
Selain itu, berdasarkan hasil survei Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek, 2024), keterampilan komunikasi menjadi salah satu lima kompetensi utama yang dibutuhkan mahasiswa untuk menghadapi dunia kerja. Penelitian dari Universitas Indonesia (UI, 2024) juga menunjukkan bahwa mahasiswa dengan kemampuan public speaking yang baik memiliki peluang kerja 25% lebih tinggi dibanding yang tidak terlatih dalam komunikasi publik.
Intan menambahkan bahwa public speaking tidak hanya bermanfaat untuk presentasi di kelas, tetapi juga penting ketika mahasiswa terjun ke dunia kerja nanti. Dalam banyak profesi, kemampuan berbicara di depan orang lain menjadi nilai tambah. “Waktu wawancara kerja, misalnya, kemampuan berbicara jelas dan percaya diri bisa jadi penentu diterima atau enggaknya seseorang,” tambahnya.
Sementara itu, Nasya, mahasiswa semester tiga jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia, mengaku awalnya sering merasa gugup saat harus berbicara di depan teman-temannya. Namun, setelah mengikuti pelatihan public speaking yang diadakan oleh organisasi kampus, ia mulai terbiasa dan lebih percaya diri. “Dulu tiap presentasi pasti deg-degan banget. Takut salah ngomong, takut ditertawakan. Tapi setelah latihan dan tahu cara ngatur napas sama intonasi, sekarang lebih santai. Malah jadi suka kalau disuruh ngomong di depan kelas,” katanya sambil tertawa.
Pelatihan public speaking kini mulai banyak digelar di berbagai kampus. Kegiatan ini biasanya melibatkan mahasiswa dari berbagai jurusan dan difasilitasi oleh pembicara yang sudah berpengalaman. Dalam pelatihan tersebut, peserta tidak hanya belajar berbicara, tetapi juga dilatih cara berdiri yang baik, mengatur ekspresi wajah, hingga menggunakan bahasa tubuh yang mendukung penyampaian pesan.
Menurut Intan, hal-hal kecil seperti kontak mata atau senyum saat berbicara juga sangat berpengaruh terhadap perhatian audiens. “Kalau kita bisa bikin pendengar merasa diperhatikan, mereka juga akan lebih tertarik dengerin kita. Jadi bukan cuma ngomong aja, tapi juga gimana cara menyampaikannya” jelasnya.
Selain meningkatkan kepercayaan diri, public speaking juga melatih kemampuan berpikir cepat. Saat berbicara di depan umum, seseorang dituntut mampu menanggapi pertanyaan, menyusun kata, dan menjawab dengan tenang. Hal ini tentu sangat berguna bagi mahasiswa yang kelak akan bekerja di dunia profesional yang dinamis.
Bagi mahasiswa yang belum berani berbicara di depan umum, Intan menyarankan agar mulai dari hal-hal kecil. Misalnya, berbicara di depan teman sekelas, mengikuti diskusi, atau menjadi moderator dalam acara kampus. “Nggak usah langsung ngomong di depan banyak orang. Mulai dari lingkungan kecil dulu aja. Lama-lama nanti juga terbiasa,” tuturnya.
Ia juga menambahkan bahwa belajar public speaking bukan berarti harus selalu formal. “Kita bisa latihan lewat hal-hal sederhana, kayak ngobrol, diskusi kelompok, atau bahkan bikin konten video pendek. Intinya, terus biasakan diri buat ngomong dengan percaya diri,” katanya.
Beberapa mahasiswa lain juga menilai bahwa kemampuan berbicara di depan umum dapat membantu mereka dalam kehidupan sosial sehari-hari. Dengan komunikasi yang baik, mahasiswa bisa lebih mudah menjalin relasi, memimpin organisasi, dan bekerja sama dalam tim.
Seiring dengan perkembangan zaman, public speaking kini tidak hanya dibutuhkan di ruang kelas, tetapi juga di dunia digital. Banyak mahasiswa mulai berani membuat video presentasi, berbagi opini di media sosial, atau menjadi pembicara dalam acara daring. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan berbicara yang efektif semakin dibutuhkan di berbagai bidang kehidupan.
“Kalau dulu orang cuma perlu bisa nulis, sekarang kita juga harus bisa bicara. Dunia digital bikin semua orang bisa jadi pembicara. Tapi yang membedakan adalah siapa yang bisa nyampaikan pesannya dengan baik,” ujar Raka menutup wawancara.
Dengan demikian, public speaking bukan sekadar kemampuan berbicara lancar, tetapi juga seni dalam menyampaikan pesan secara jelas, sopan, dan meyakinkan. Mahasiswa yang mampu menguasai keterampilan ini akan lebih siap menghadapi tantangan di dunia akademik maupun dunia kerja. Oleh karena itu, sudah saatnya mahasiswa mulai berani berbicara, berlatih percaya diri, dan mengasah kemampuan public speaking sebagai bagian dari perjalanan menuju kesuksesan.
Editor: Lestiani Reza Anjarfari
