Masyarakat Didorong Tingkatkan Literasi Digital untuk Tangkal Informasi Palsu

Kegiatan penelitin literasi digital untuk menangkal hoaks (Dokumentasi pribadi)

Purwokerto, 26 November 2025 — Upaya meningkatkan literasi digital kembali mendapat perhatian setelah maraknya penyebaran informasi palsu di berbagai platform media sosial. Para ahli menilai bahwa kemampuan melakukan validasi data dan observasi langsung kini menjadi kebutuhan dasar bagi setiap pengguna internet.

Program edukasi literasi digital yang digelar di sekolah, kampus, dan komunitas lokal menunjukkan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya memverifikasi sumber informasi. Menurut Almira Eka Nur Rahmadhani, instruktur literasi digital, kemampuan masyarakat untuk mengecek fakta masih perlu diperkuat.

“Banyak orang membaca berita hanya dari judulnya saja. Padahal validasi sederhana seperti mengecek tanggal, sumber, atau kecocokan data bisa mencegah penyebaran informasi palsu,” ujarnya. Almira menambahkan bahwa alat pemeriksa fakta kini mudah diakses, namun belum digunakan secara maksimal oleh masyarakat.

Selain wawasan, peningkatan keterampilan digital juga menjadi fokus utama. Peserta pelatihan diajarkan menggunakan fitur pencarian lanjutan, mengecek gambar, hingga cara mengenali manipulasi visual. Langkah ini dinilai penting agar masyarakat dapat lebih kritis terhadap informasi yang beredar cepat.

Dari sisi etika digital, pengguna internet didorong untuk lebih berhati-hati sebelum membagikan konten. Almira menekankan bahwa etika berbagi informasi bukan sekadar sopan santun, tetapi juga tanggung jawab sosial. “Satu klik bisa berdampak besar. Kalau kita asal sebar, itu bukan hanya soal etika, tapi bisa merugikan orang lain,” katanya menegaskan.

Dengan semakin padatnya arus informasi, upaya edukasi literasi digital diharapkan dapat membentuk masyarakat yang lebih cerdas, kritis, dan bertanggung jawab. Para penggiat literasi menilai bahwa kolaborasi antara lembaga pendidikan, komunitas, dan pemerintah menjadi langkah penting untuk menekan laju misinformasi di ruang digital.

Editor: Hayuningtyas sekar purlitasari

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *