Matahari di Sebuah Jalan Kecil Kelas A Warnai Jagat Rasa 2025

Purwokerto — Aula Bambang Lelono Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jenderal Soedirman menjadi ruang pertemuan antara karya sastra dan realitas sosial, Rabu (10/12/2025). Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia angkatan 2023 membuka rangkaian acara Jagat Rasa 2025 melalui pementasan drama Matahari di Sebuah Jalan Kecil karya Arifin C. Noor.

Pementasan tersebut menjadi pembuka kegiatan Jagat Rasa 2025 yang dijadwalkan berlangsung selama tiga hari. Kegiatan ini dirancang sebagai wadah apresiasi seni, khususnya teater dan sastra, sekaligus ruang aktualisasi kreativitas mahasiswa. Acara secara resmi dibuka oleh Dekan Fakultas Ilmu Budaya Unsoed, Prof. Dr. Ely Triasih Rahayu, S.S., M.Hum., yang menyampaikan dukungannya terhadap praktik pembelajaran berbasis pertunjukan seni.

(Sumber: Dokumentasi pribadi)

Pertunjukan kelas A ini merupakan bagian dari evaluasi mata kuliah Penyutradaraan. Melalui penggarapan yang matang, mahasiswa menghadirkan cerita yang berangkat dari persoalan sosial masyarakat kecil. Sejumlah tokoh dihadirkan untuk membangun konflik, antara lain Lukman, Simbok Sri, Yanti, Toro, Tejo, Darmini, Budhe Marni, Mbakyu Ningrum, dan Karman.

Selama pementasan berlangsung, respons penonton terlihat beragam. Beberapa adegan menghadirkan dialog ringan yang mengundang tawa, sementara bagian lain menghadirkan suasana sunyi yang menuntut perenungan. Perubahan emosi tersebut menunjukkan keberhasilan pementasan dalam menyampaikan pesan cerita secara komunikatif.

Salah satu karakter yang cukup menonjol adalah Timi (Siti Mirasih), tokoh pendamping Lukman yang ditampilkan dengan pendekatan komedi. Meski terkesan ringan, karakter Timi memiliki kompleksitas tersendiri karena digambarkan sebagai sosok yang ragu dalam mengambil keputusan.

Pemeran Timi menyampaikan bahwa proses pendalaman peran membutuhkan waktu, terutama pada tahap awal latihan. Perbedaan karakter antara tokoh yang dimainkan dan kepribadian asli menuntut aktor untuk melakukan eksplorasi karakter secara mendalam. Proses tersebut dilakukan melalui latihan vokal dan fisik, penulisan jurnal karakter, hingga pembentukan sejarah tubuh tokoh.

Latihan pementasan berjalan tanpa kendala berarti. Kerja sama antara sutradara, asisten sutradara, pemain, dan tim artistik terjalin dengan baik hingga hari pertunjukan. Kesiapan mental dan kondisi fisik menjadi aspek utama yang diperhatikan mengingat pementasan teater menuntut performa tubuh dan suara secara maksimal.

(Sumber: Dokumentasi pribadi)

Selain pementasan drama, Jagat Rasa 2025 juga menghadirkan pameran fotografi jurnalistik bertajuk Spektrum Warna. Pameran ini menyajikan dokumentasi visual kehidupan masyarakat dari sudut pandang yang sederhana namun bermakna, sehingga melengkapi rangkaian acara secara keseluruhan.

Secara tematik, drama Matahari di Sebuah Jalan Kecil mengangkat isu kesenjangan ekonomi sebagai pokok persoalan. Isu tersebut diperkuat dengan problem sosial lain seperti kejujuran, kenaikan harga kebutuhan pokok, ketimpangan upah buruh, serta praktik korupsi. Penggarapan pementasan terinspirasi dari dokumentasi dramaturgi teater mahasiswa Universitas Airlangga yang kemudian dikembangkan melalui pengamatan langsung terhadap kehidupan penjual tahu keliling dan buruh pabrik tahu perempuan.

Melalui pementasan ini, mahasiswa tidak hanya menampilkan karya seni, tetapi juga menghadirkan refleksi kritis terhadap realitas sosial yang masih relevan dalam kehidupan masyarakat saat ini.

Editor:

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *