Melodi dan Puisi dalam Adaptasi Lagu Anak “Lihat Kebunku” oleh Aku Jeje

Sumber gambar: TikTok @ ____akujeje

Purwokerto,- Lagu anak-anak legendaris “Lihat Kebunku,” yang selama ini dikenal dengan lirik sederhana dan melodi ceria, mendapat nafas baru melalui adaptasi oleh Aku Jeje. Versi berjudul “Lihat Kebunku (Taman Bunga)” ini lebih dari sekadar lagu. Ia adalah sebuah karya sastra yang menyulam puisi ke dalam aroma nostalgia dan rindu.

Dalam lagu ini, taman bunga bukan sekadar tempat, melainkan metafora hati yang merangkul segala rasa, seperti cinta, kehilangan, dan pengharapan. Lirik-liriknya membentangkan gambaran taman hati yang dipenuhi bunga-bunga kasih sayang, yang dirawat dengan setia dan penuh perhatian. Namun, taman itu juga harus rela berpisah dengan bunga kesayangannya, sebuah analogi puitis akan pengalaman melepaskan orang tercinta demi kebahagiaan mereka yang lebih tinggi. Seperti diungkapkan dalam bait, “Lihat kebunku / Tercipta sempurna / Sederhana / Satu yang kupunya,” yang menyimpan makna bahwa cinta sejati adalah hal yang sederhana, tulus, dan tak lekang oleh waktu.

Reaksi pendengar menunjukkan hubungan emosional yang kuat dengan lagu ini. Seorang pengguna TikTok, @anotherofmee_24, menyatakan, “Awalnya gue ga tertarik, tapi gara-gara sering lewat di TikTok, akhirnya gue dengar sampai habis. Dan yapp, gue nangis karena ga tau kenapa, intinya gue jatuh cinta sama lagu ini sampai gue puter terus.” Komentar ini menggambarkan bagaimana lagu ini berhasil membangkitkan rasa dan kenangan yang mendalam, melewati batas waktu dari masa kecil ke kedewasaan.

Sementara itu, komentar singkat dari @xyraa_axzz, “Waktu kecil hapal, pas gede paham,” menjadi cermin transformasi pemaknaan yang kian dalam sebagaimana pendengar bertumbuh. Lagu ini tidak hanya menjadi hiburan, tapi juga sebuah sajak yang mengajak refleksi tentang makna cinta, kehilangan, dan harapan.

Melalui adaptasi ini, Aku Jeje membuktikan bahwa sebuah karya sastra dapat hidup dan terus berkembang dalam ragam bentuk, merangkul generasi baru sekaligus mempertahankan kedalaman estetika dan nilai moral. Lagu yang sederhana dari segi struktur ini memuat lapisan makna yang kaya dan menggugah, menjadikan “Lihat Kebunku (Taman Bunga)” sebagai jembatan puitis antara masa lalu dan masa kini.

Adaptasi ini mengingatkan kita bahwa sastra dalam bentuk lagu sekalipun adalah ungkapan jiwa yang melampaui kata-kata, menghubungkan rasa dan ingatan dalam sebuah taman yang tak lekang oleh waktu.

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *