Membaca Cerita Lewat Cahaya: Jejak Kehidupan dalam Pameran Fotografi

Panggung Pentas (Sumber: Dokumentasi Pribadi/K.A)

Purwokerto — Lampu aula meredup, namun sorotan panggung justru menghidupkan suasana ruang. Di hadapan ratusan pasang mata, sebuah pertunjukan berlangsung, menghadirkan kisah yang diramu dari cahaya, suara, dan gerak. Penonton memenuhi ruangan, duduk rapat, dan sebagian mengangkat ponsel untuk menangkap momen yang tak ingin cepat berlalu. Malam itu, seni tidak hanya dipertontonkan, tetapi juga dirayakan bersama.

Seorang Penonton yang Tengah Mengabadikan Momen (Sumber: Dokumentasi Pribadi/K.A)

Di antara kerumunan, seorang penonton duduk sambil mengarahkan kamera ponselnya ke atas. Tangannya terangkat tinggi, matanya fokus mengikuti layar kecil di genggamannya. Ia bukan sekadar merekam pertunjukan, melainkan menyimpan pengalaman. Di tengah gelapnya ruangan, cahaya layar menjadi simbol cara generasi hari ini mengabadikan peristiwa, bukan untuk dilupakan, tetapi untuk diingat dan dibagikan.

Panggung pementasan drama (Sumber: Dokumentasi Pribadi/K.A)

Panggung kembali menjadi pusat perhatian. Dari kejauhan, para pemain tampak kecil, namun energi yang mereka pancarkan menjangkau seluruh ruangan. Suasana hening bercampur dengan rasa antusias penonton yang menyaksikan setiap adegan. Dalam diam, seni berbicara dengan caranya sendiri, tanpa perlu penjelasan panjang.

Usai pertunjukan, langkah penonton beralih menuju ruang pameran. Di dinding putih, foto-foto berjajar rapi, masing-masing membawa cerita yang berbeda. Salah satu foto menampilkan seorang penjahit tua yang tekun bekerja di balik mesin jahitnya. Tangannya bergerak pelan, matanya menunduk penuh konsentrasi. Foto itu seolah menghentikan waktu, mengajak siapa pun yang memandangnya untuk menyelami kerasnya hidup dan kesabaran yang tak banyak terucap.

Salah satu karya fotografi yang menampilkan anak yang sedang belajar bersama (Sumber: Dokumentasi Pribadi/K.A)

Di sisi lain, sebuah foto menampilkan sekelompok anak duduk melingkar di atas tikar merah. Mereka mendengarkan dengan saksama seseorang yang membacakan sesuatu di hadapan mereka. Tiang-tiang bangunan berdiri kokoh, menjadi saksi proses belajar yang berlangsung sederhana namun penuh makna. Tanpa teknologi canggih, ruang itu menjadi tempat nilai-nilai ditanamkan dari generasi ke generasi.

Salah satu karya fotografi yang menampilkan perahu kecil (Sumber: Dokumentasi Pribadi/K.A)

Cerita berlanjut ke foto lain yang memperlihatkan perahu kecil melaju di perairan tenang, dengan latar belakang bangunan industri yang menjulang. Kontras antara manusia dan struktur besar terasa begitu kuat. Foto tersebut merekam keseharian yang sering luput dari perhatian, tentang mereka yang tetap bergerak dan bekerja di tengah arus perubahan zaman.

Pengunjung yang Tengah memotret karya di dinding (Sumber: Dokumentasi Pribadi/K.A)

Di antara foto-foto yang terpajang, pengunjung kembali menjadi bagian dari cerita. Seorang anak tampak memotret karya di dinding, mengabadikan foto yang sebelumnya telah mengabadikan kehidupan orang lain. Di sudut ruangan, pengunjung lain berdiri, berbincang, tersenyum, dan saling bertukar kesan. Pameran ini bukan hanya ruang melihat, tetapi juga ruang bertemu.

Keramaian semakin terasa ketika pengunjung memenuhi ruangan utama. Cahaya lampu memantul di dinding putih, menyoroti karya-karya yang tergantung rapi. Setiap foto menjadi jendela kecil yang membuka cerita besar tentang kehidupan, perjuangan, dan harapan. Dalam ruang itu, fotografi menjelma menjadi bahasa yang menyatukan banyak latar belakang.

Keramaian di pameran (Sumber: Dokumentasi Pribadi/K.A)

Melalui rangkaian foto dan momen yang tertangkap, pameran ini menghadirkan lebih dari sekadar visual. Ia mengajak pengunjung berhenti sejenak, menatap, dan membaca kehidupan dari sudut pandang orang lain. Di antara sorak pertunjukan dan heningnya ruang pamer, satu hal menjadi jelas: foto bukan hanya gambar, melainkan cerita yang hidup dalam cahaya.

Editor: Muhammad Faqih Yahya

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *