Majenang – Institut Studi Islam Sufyan Tsauri Majenang (INSIMA) terus berbenah menjadi perguruan tinggi Islam yang unggul dan berdaya saing. Di balik berbagai inovasi dan peningkatan mutu akademik tersebut, terdapat sosok yang berperan penting dalam arah kebijakan kampus, yaitu Frendi Fernando, Wakil Rektor I Bidang Akademik INSIMA. Sosok ini dikenal konsisten mendorong kemajuan akademik dengan menyeimbangkan aspek intelektual dan spiritualitas Islam.
Perjalanan Frendi dimulai dari kampus yang kini ia pimpin. Setelah menamatkan pendidikan sarjana di STAI Sufyan Tsauri Majenang pada tahun 2014, ia diperbantukan sebagai operator data pada 2015. Pengalaman tersebut memberinya pemahaman awal tentang manajemen kampus dan administrasi akademik. Pada tahun yang sama, ia melanjutkan studi magister di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada bidang Konseling Islam dan lulus pada 2017. Setelah itu, ia diangkat menjadi dosen tetap sekaligus dipercaya memimpin Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) di kampus tersebut hingga 2022. Seiring transformasi STAI menjadi INSIMA, pada 2023 Frendi mendapat amanah baru sebagai Wakil Rektor I Bidang Akademik.
Pengalaman akademik dan kelembagaan itu menjadi fondasi bagi visinya dalam membangun INSIMA. Ia menekankan bahwa lulusan perguruan tinggi Islam harus mampu menghadapi tantangan globalisasi tanpa kehilangan nilai spiritual. “Visi utama saya adalah memastikan INSIMA mampu menghasilkan lulusan yang unggul secara akademik, adaptif secara digital, serta berkarakter spiritual yang kuat. Tantangan globalisasi dan era digital menuntut mahasiswa tidak hanya cerdas secara kognitif, tetapi juga mampu mengelola informasi, berpikir kritis, serta menjaga integritas moral,” ujarnya.
Untuk mencapai tujuan itu, INSIMA menerapkan strategi yang melibatkan seluruh warga kampus. Upaya peningkatan kapasitas dosen dilakukan melalui pelatihan, studi lanjut, dan riset kolaboratif. Di sisi lain, pembinaan karakter mahasiswa diperkuat melalui program mentoring, organisasi kemahasiswaan, serta kegiatan spiritual berbasis pesantren kampus. Integrasi kurikulum juga dilakukan agar selaras antara kemampuan akademik, soft skills, dan kepekaan sosial. “Kami ingin mahasiswa INSIMA tidak hanya siap bersaing di dunia kerja, tetapi juga menjadi agen perubahan di masyarakat dengan membawa nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin,” tutur Frendi.
Sebagai akademisi yang menekuni bidang konseling Islam sufistik, Frendi percaya bahwa keseimbangan spiritual sangat berpengaruh terhadap ketenangan batin dan kesehatan mental seseorang. Ia menjelaskan bahwa pendekatan sufistik dapat menjadi metode efektif dalam menghadapi tekanan hidup. “Konseling Islam berbasis sufistik menekankan pada pendekatan hati (qalbu) dan spiritualitas. Prinsip seperti tazkiyatun nafs (penyucian jiwa), tafakkur (perenungan), dan dzikir (mengingat Allah) dapat membantu individu menemukan ketenangan batin,” jelasnya.
Menurutnya, melalui konseling sufistik mahasiswa dapat menghubungkan kembali dirinya dengan Allah sehingga mampu menghadapi stres, kecemasan, dan tekanan sosial dengan kesabaran, keikhlasan, serta optimisme. Pendekatan ini tidak hanya menyelesaikan masalah jangka pendek, tetapi juga membangun fondasi spiritual yang kokoh untuk menghadapi kehidupan. Ia menyebutkan bahwa pendekatan ini tidak hanya bersifat psikologis, tetapi juga menyentuh sisi spiritual manusia. Melalui penelitian, INSIMA berupaya merumuskan metode konseling Islam yang kontekstual dan relevan dengan kebutuhan masyarakat modern.
Selain fokus pada bidang akademik dan riset, INSIMA aktif menjalin kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi luar negeri. Kolaborasi ini diharapkan dapat memberikan dampak nyata bagi warga kampus. “Manfaat yang kami harapkan ada tiga. Pertama, transfer knowledge berupa akses ke sumber daya akademik, penelitian, dan teknologi terbaru. Kedua, pengalaman internasional bagi mahasiswa dan dosen melalui program pertukaran, seminar, dan publikasi bersama. Ketiga, peningkatan reputasi kampus, karena kerja sama internasional akan memperluas jejaring INSIMA dan membuka peluang kontribusi global,” terangnya.
Dalam bidang penjaminan mutu, INSIMA telah menyusun standar akademik sesuai dengan BAN-PT (Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi) dan LAM (Lembaga Akreditasi Mandiri). Sistem audit mutu internal juga dilakukan secara berkala, didukung oleh pengembangan Sistem Informasi Akademik berbasis digital untuk menjamin transparansi data. Frendi menegaskan bahwa budaya mutu tidak boleh menjadi tanggung jawab lembaga tertentu saja, melainkan tanggung jawab seluruh warga kampus.
Menyadari tantangan besar yang dihadapi perguruan tinggi Islam swasta, Frendi menilai bahwa keterbatasan sumber daya dan persaingan mutu justru menjadi ruang untuk berinovasi. “Tantangan terbesar adalah persaingan mutu dengan perguruan tinggi besar dan negeri, keterbatasan sumber daya, serta tuntutan akreditasi yang semakin tinggi. Strateginya adalah membangun keunikan dan keunggulan kompetitif,” ujarnya. Menurutnya, INSIMA berupaya menonjolkan identitasnya melalui pengembangan kurikulum berbasis Islam humanis dan konseling sufistik sebagai ciri khas kampus. Dengan pendekatan tersebut, INSIMA ingin menghasilkan lulusan yang unggul secara akademik sekaligus berkarakter spiritual.
Sebagai penutup, Frendi memberikan pesan sederhana namun mendalam bagi mahasiswa agar senantiasa menjaga keseimbangan antara ilmu dan iman. “Jadilah pembelajar sepanjang hayat. Kuasai ilmu pengetahuan dengan sungguh-sungguh, tetapi jangan pernah tinggalkan nilai-nilai spiritual dan akhlak mulia. Era digital membawa banyak peluang sekaligus tantangan. Mahasiswa harus adaptif, kritis, dan kreatif, tetapi juga harus mampu menjaga identitas spiritualnya. Integrasi ilmu dan iman inilah yang akan membuat mereka tidak hanya sukses secara pribadi, tetapi juga bermanfaat bagi masyarakat luas.”
Dengan semangat dan visi yang kuat, Frendi Fernando terus melangkah menata INSIMA menjadi perguruan tinggi Islam yang unggul, profesional, dan berjiwa humanis, sebuah lembaga yang memadukan kecerdasan intelektual dan kedalaman spiritual dalam harmoni yang utuh.
Editor: Yasfika Afilia