Damakradenan – Sosok inspiratif datang dari seorang mahasiswa Universitas Jendral Soedirman, Ifan Malik. Ditengah kesibukan kuliah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Prodi Manajemen Reguler, ia tetap menyempatkan diri mengabdikan diri sebagai guru mengaji bagi anak-anak di lingkungan rumahnya sejak tahun 2023.

Ifan Malik, Pengajar ngaji anak anak di Damakradenan (Foto: dokumen pribadi)
Perjalanan Ifan menjadi guru ngaji berawal secara sederhana. Awalnya, ia hanya membimbing adiknya belajar membaca Al-Qur’an di rumah. Hingga suatu hari, ibu dari karyawan keluarganya meminta agar anak mereka juga diajarkan mengaji bersama. Dari situlah, kegiatan kecil tersebut perlahan berkembang.
Seiring waktu, semakin banyak anak-anak sekitar yang ikut bergabung. Kini, Ifan rutin mengajar dan membimbing sekitar 38 anak setiap hari. Meski jumlah muridnya semakin banyak, Ifan tetap memilih untuk mengajar di rumah. “Dari bapak, pengennya di rumah saja supaya jadi penghangat rumah” ungkap Ifan.
Tak hanya mengajar secara rutin, Ifan juga kerap mengadakan berbagai kegiatan – kegiatan dan lomba setiap ada peringatan hari-hari besar. Lomba-lomba tersebut diataranya hafalan Nadzom Hidayatus Sibyan, mewarnai kaligrafi, cerdas cermat dan menyusun huruf hijaiyyah. Kegiatan ini membuat anak-anak semakin semangat belajar.

Selama mengajar, Ifan melihat banyak perubahan positif pada anak-anak. Yang semula belum mengenal huruf hijaiyah maupun harokat, kini sudah mampu membaca Al-Qur’an. Ia juga menerapkan pendekatan sabar dan adaptif. “Misalnya ada anak yang sudah Iqra 3 tapi ternyata belum hafal, saya coba memancing mereka pelan pelan dan menyesuaikan dengan apa yang sudah dipahami oleh anak-anak.” Jelasnya
Selain kiprahnya di masyarakat, Ifan juga menorehkan prestasi di bidang keagamaan. Ia berhasil meraih Broneze Medal Olimpiade Fiqih, Bronze Medal Olimpiade Akidah Akhlak, Silver Medal Olimpiade Pendidikan Agama Islam, dan Silver Medal Olimpiade Al-Qur’an Hadits.
Ifan berharap anak-anak yang diajarkan bisa tumbuh menjadi generasi yang kuat dan berakhlak. “Siapapun dan dimanapun dia mengabdi di masyarakat, harapannya nanti anak-anak bisa menjadi anak yang sholeh dan sholehah. Ilmu yang didapat bisa bermanfaat, entah untuk diri sendiri atau orang lain. Saat sudah dewasa, itu bisa menjadi acuan menghadapi kerasnya dunia dan menjadi tameng agar tidak terjerumus ke hal-hal yang tidak diinginkan,” pungkasnya.
Ketekunan ifan dalam mendidik anak-anak mengaji, kreativitasnya dalam membangun kegiatan, serta partisipasi akademiknya menjadikan Ifan sosok muda yang patut dicontoh. Ia membuktikan bahwa kontribusi untuk masyarakat bisa dimulai dari hal sederhana di lingkungan terdekat.
Editor : Lintang Nasywaa Salsabila