Purwokerto — Setiap Oktober, semangat berbahasa dan bersastra kembali hidup di dunia pendidikan Indonesia. Di Universitas Siliwangi, gairah itu terwujud melalui Gebyar Bulan Bahasa dan Sastra Indonesia (GBBSI) 2025, sebuah perayaan yang menjadi bukti bahwa bahasa Indonesia tetap memiliki tempat istimewa di hati generasi muda. Dengan Mengusung tema “Rasadipah Murni Bahasa”, kegiatan ini diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (HMJ Diksatrasia) sebagai ruang di mana bahasa tidak hanya dipelajari, tetapi dihayati, dirayakan, dan disebarkan semangatnya melalui karya dan kebersamaan.
Rangkaian kegiatan GBBSI 2025 berlangsung sejak 26 Juli hingga 17 Oktober 2025. Kegiatan tersebut mencakup pendaftaran, pengumpulan karya, pelaksanaan lomba daring dan luring, seleksi, serta proses seleksi dan penjurian yang sebagian besar memanfaatkan platform digital. Puncak kegiatan digelar di Gedung Mandala, Universitas Siliwangi, Tasikmalaya, menghadirkan suasana meriah dan penuh antusiasme yang mempertemukan semangat para pelajar, mahasiswa, dan komunitas literasi.

Beragam kegiatan diadakan untuk memperkuat pembelajaran bahasa dan sastra, mulai dari lomba cipta puisi, musikalisasi puisi, mendongeng, penulisan esai ilmiah, hingga pemilihan Putra-Putri Diksatrasia serta pementasan sastra. Setiap kegiatan menjadi ruang ekspresi yang memperlihatkan bahwa bahasa Indonesia bukan hanya sarana komunikasi, tetapi juga media untuk berpikir kritis, berbudaya, dan menumbuhkan empati sosial di tengah generasi muda.
Menurut keterangan panitia, kegiatan ini bukan sekadar perlombaan, tetapi sarana pembelajaran bermakna bagi seluruh peserta. “Melalui GBBSI, kami ingin menumbuhkan kembali semangat mencintai bahasa Indonesia. Bahasa bukan hanya alat komunikasi, melainkan identitas yang membentuk cara berpikir dan berbudaya,” ujar Ahmad Jani, Ketua Pelaksana GBBSI 2025. Ia menambahkan bahwa kegiatan ini juga menjadi wadah bagi generasi muda untuk berkreasi sekaligus berkontribusi. “Kami berharap GBBSI terus menjadi ruang bagi tumbuhnya kreativitas, semangat literasi, dan rasa bangga berbahasa Indonesia di semua kalangan,” lanjutnya.

Lebih dari sekadar acara tahunan, GBBSI menjadi ruang belajar kolaboratif bagi mahasiswa. Dari tahap perencanaan hingga pelaksanaan, kegiatan ini mengajarkan kerja sama, tanggung jawab, dan kepemimpinan. Panitia dan peserta sama-sama belajar bahwa bahasa Indonesia bukan hanya alat ekspresi, tetapi juga wahana membangun karakter dan solidaritas di lingkungan akademik.
Dengan berakhirnya rangkaian kegiatan, GBBSI 2025 menegaskan kembali bahwa bahasa dan sastra tidak hanya menjadi materi pembelajaran, tetapi bagian dari kehidupan yang membentuk karakter dan cara pandang generasi muda. Selama bahasa Indonesia terus digunakan, dipelajari, dan dirayakan melalui ruang pendidikan, semangat kebahasaan akan tetap hidup dan berkembang di tengah arus era digital yang terus bergerak maju.
Editor: Anindhiya Chatriana Fadhillah
