(sumber: dokumentasi pribadi)
Purwokerto – Rumah Literasi yang berlokasi di Jl. A. Yani No.7, Pesayangan, Kedungwuluh, Kecamatan Purwokerto Barat, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, buka setiap hari mulai pukul 09.00 hingga 16.00. Tempat ini menjadi wadah bagi komunitas pelukis, pemusik, dan pegiat literasi untuk berkarya sekaligus mengembangkan wawasan, etika, dan keterampilan masyarakat.
Didirikan pada tahun 2022, Rumah Literasi berdiri di atas lahan milik Pemerintah Kabupaten Banyumas, namun pengelolaannya dilakukan secara mandiri oleh komunitas. Tempat ini tumbuh dari semangat kebersamaan para pegiat seni dan pendidikan yang ingin menghadirkan ruang belajar terbuka untuk semua kalangan.
“Banyak orang berpikir Rumah Literasi hanya tempat baca buku, padahal literasi itu menyeluruh. Kami ingin tempat ini menjadi ruang belajar terbuka bagi siapa pun yang ingin berkembang, baik pelajar, mahasiswa, maupun seniman,” ujar Andi.

Kegiatan di Rumah Literasi beragam, mulai dari diskusi politik dan kebudayaan, pendidikan musik, hingga apresiasi seni. Dalam kegiatan diskusi, peserta dilatih untuk berpendapat, menyampaikan ide dengan bahasa yang santun, dan menghargai pendapat orang lain, keterampilan yang juga menjadi bagian penting dalam pendidikan bahasa.
Selain itu, komunitas ini aktif menyelenggarakan perayaan pada momen tertentu seperti Hari Buku Nasional dan Hari Santri, serta memberikan penghargaan kepada seniman lokal yang berkontribusi dalam bidang kebudayaan dan pendidikan.
Dalam waktu dekat, komunitas ini akan mengadakan acara bertema Pesta Dolanan Bocah, sebuah kegiatan untuk menghidupkan kembali permainan tradisional seperti kelereng dan engklek. “Pesta Dolanan Bocah kami adakan untuk mengurangi ketergantungan anak-anak pada gawai. Dengan bermain tradisional, mereka belajar kebersamaan dan menghargai budaya lokal,” tambah Andi.

Sebagai ruang komunitas yang tumbuh dari semangat mandiri, Rumah Literasi diharapkan dapat terus menjadi tempat bertemunya ide, ekspresi, dan kreativitas masyarakat Purwokerto. “Harapan kami, Rumah Literasi bisa menjadi contoh bahwa literasi bukan hanya soal membaca, tapi juga bagaimana kita membangun karakter, etika, dan keterampilan lewat seni, bahasa, dan kebersamaan,” tutur Andi menutup perbincangan.
Dengan dukungan berbagai komunitas seni, mahasiswa, dan masyarakat, Rumah Literasi terus berkembang menjadi simbol gerakan literasi menyeluruh sebagai tempat belajar yang hidup, terbuka, dan memberdayakan.
Editor: Anisha Ghina Fauziah
