Menumbuhkan Kesadaran Budaya Sehat pada Anak melalui Kamishibai: Guru SD Purwokerto Dapat Inspirasi Baru

Purwokerto — Program Studi Sastra Jepang Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) bersama Universitas Kitakyushu Jepang, memperkenalkan metode Kamishibai kepada guru sekolah dasar kelas IV dan V di Purwokerto Selatan. Metode ini dirancang sebagai sarana pembelajaran kreatif dengan tujuan menanamkan kesadaran budaya makan sehat dan pengelolaan sampah sejak dini melalui cara yang menarik dan menyenangkan.

Pelatihan Kamishibai (Sumber: dokumentasi pribadi)

Kamishibai, yang berarti “teater kertas” dalam bahasa Jepang, adalah media bercerita menggunakan papan kayu berbingkai dengan seperangkat kartu bergambar. Bagian depan kartu menampilkan ilustrasi untuk anak-anak, sementara bagian belakang berisi teks narasi yang dibacakan guru. Dengan cara ini, murid dapat lebih fokus menyimak alur cerita sekaligus memahami pesan moral yang disampaikan.

Papan Kamishibai asli dari Jepang biasanya terbuat dari kayu dengan tiga daun pintu di bagian depan yang bisa dibuka-tutup layaknya panggung mini. Kartu cerita diletakkan berurutan di dalam papan sehingga pencerita tinggal mengganti halaman sesuai jalannya kisah. Tradisi ini sudah digunakan sejak 1920-an di Jepang, awalnya sebagai hiburan rakyat keliling desa dengan sepeda. Kini, metode tersebut diadaptasi di ruang kelas karena terbukti mampu menanamkan nilai moral, meningkatkan literasi, dan melatih keterampilan menyimak anak.

Cara Pengelolaan Sampah (Sumber: dokumentasi pribadi)

Alasan pemilihan tema pengelolaan sampah tidak lepas dari reputasi Kabupaten Banyumas sebagai salah satu daerah terbaik dalam pengelolaan sampah di Indonesia. “Kami ingin mempertahankan citra positif Banyumas sekaligus menyebarkan praktik baik itu ke anak-anak. Dengan Kamishibai, murid dapat belajar menghargai makanan, memilah sampah, dan memahami bahwa menjaga lingkungan adalah bagian dari budaya,” ujar Yusida, Dosen Program Studi Sastra Jepang.

Menurut Yayan, guru SD Negeri 1 Berkoh, Kamishibai adalah cara bercerita yang menarik bagi anak-anak. Ia menilai metode ini cocok dipakai sejak awal anak masuk sekolah dasar karena membantu mereka lebih mudah memahami materi melalui gambar. “Seandainya saya sudah mengenal metode ini saat mengajar kelas I, pasti akan sangat membantu. Bahkan Kamishibai bisa dipakai dalam kegiatan Pagi Ceria dengan tema yang dekat dengan kehidupan sehari-hari,” ujarnya. Ia juga menambahkan, metode ini bermanfaat untuk melatih keterampilan menyimak murid, mirip dengan storytelling tetapi lebih konkret karena disertai gambar visual.

Walaupun sebagian guru masih menghadapi kendala dalam mengurutkan halaman cerita, secara keseluruhan respons mereka tetap positif. Kamishibai dinilai mampu menjadi metode pembelajaran yang efektif bagi siswa sekolah dasar, khususnya di Purwokerto Selatan. Metode ini tidak hanya memudahkan anak memahami materi melalui media gambar, tetapi juga mengenalkan nilai-nilai budaya Jepang dengan cara yang menarik dan menyenangkan.

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *