Merawat Nalar di Era Digital: Ikhtiar Literasi dari Pelosok Tapanuli Selatan

Akses internet semakin luas, namun kemampuan memilah informasi belum merata
Di wilayah pelosok Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, hadirnya jaringan internet telah membawa perubahan besar dalam aktivitas harian masyarakat. Komunikasi menjadi lebih cepat, informasi lebih mudah diakses, dan peluang ekonomi terbuka melalui pemanfaatan platform digital. Namun, perkembangan ini sekaligus menyingkap tantangan baru yang tak kalah penting: rendahnya literasi digital di kalangan masyarakat yang baru mengenal dunia daring. Internet datang lebih cepat daripada kemampuan memahaminya. Banyak warga yang kini dapat membuka aplikasi pesan instan, menonton video, atau membaca unggahan media sosial, namun belum memiliki kecakapan untuk menilai validitas informasi yang mereka konsumsi.
Kondisi ini membuat masyarakat pelosok lebih rentan terpapar hoaks, penipuan digital, hingga jebakan seperti judi online dan pinjaman online ilegal. Literasi digital bukan hanya kemampuan mengoperasikan ponsel. Ia mencakup kemampuan berpikir kritis, memahami konteks, serta menilai struktur bahasa dalam pesan yang diterima. Banyak konten hoaks dan penipuan memanfaatkan elemen linguistik tertentu: kalimat yang persuasif, gaya bahasa mendesak, hingga permainan emosi yang membuat pembaca cepat percaya tanpa melakukan verifikasi.
Di daerah pelosok seperti Tapanuli Selatan, tantangan semakin besar karena literasi baca tulis belum merata. Hal ini membuat warga mudah percaya pada pesan berantai dengan bahasa yang seolah-olah resmi, padahal dibuat untuk menipu. Keterbatasan pengetahuan linguistik seperti mengenali ciri bahasa manipulatif, berkontribusi pada semakin mudahnya hoaks menyebar. Masalah yang paling sering muncul dalam dua tahun terakhir adalah meningkatnya paparan terhadap judi online dan pinjol ilegal. Iklan-iklan judi daring kini muncul secara agresif melalui tautan acak, video, hingga pop-up yang tidak disengaja. Sementara pinjol ilegal memanfaatkan bahasa santun dengan janji “proses cepat tanpa syarat”, membuat banyak warga tergiur.
Tanpa literasi digital yang memadai, masyarakat desa kesulitan membedakan mana layanan resmi dan mana yang berbahaya. Rendahnya pemahaman mengenai izin penyelenggara, perlindungan data pribadi, serta risiko penyalahgunaan informasi semakin memperburuk dampaknya. Pemerintah pusat melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika telah mulai memperluas program literasi digital ke wilayah Sumatera, termasuk Tapanuli Selatan, yang memiliki sejumlah desa terpencil. Pemerintah daerah juga mulai melibatkan sekolah, perangkat desa, dan komunitas lokal untuk mengadakan kelas kecil mengenai keamanan digital.
Edukasi yang diberikan mencakup:
● cara mengecek kebenaran informasi,
● memahami struktur berita,
● mengenali ciri hoaks,
● edukasi bahaya judi online dan pinjol ilegal,
● penggunaan bahasa yang sehat dan etis di media sosial
● hingga tips menjaga keamanan data pribadi
Salah satu aspek yang kerap dilupakan adalah bahwa literasi digital berkaitan erat dengan linguistik. Banyak hoaks dibuat dengan struktur bahasa yang sengaja dirancang untuk menciptakan kepanikan, membangun rasa urgensi, atau menipu pembacanya. Kalimat-kalimat seperti “sebarkan sebelum dihapus”, “informasi ini dari orang dalam”, atau “hanya orang cerdas yang tahu” adalah contoh strategi kebahasaan yang sering muncul dalam hoaks.
Meningkatkan literasi digital di wilayah pelosok bukan pekerjaan singkat. Namun langkah-langkah kecil seperti pelatihan dasar, edukasi bahasa, dan sosialisasi bahaya siber sudah mulai menunjukkan dampak positif. Masyarakat perlahan belajar bahwa tidak semua konten di internet dapat dipercaya, dan kemampuan memilah informasi adalah bentuk perlindungan diri. Di Tapanuli Selatan, internet kini bukan sekadar pintu menuju dunia luas, tetapi juga ruang yang harus di navigasi secara bijak. Literasi digital menjadi perisai agar masyarakat tidak mudah tersesat, sekaligus menjadi bekal penting untuk menghadapi masa depan yang serba terhubung.

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *