Muda-Mudi Banyumas Hidupkan Kembali Lengger Lanang di Tengah Arus Modernisasi

Sumber: Google

Purwokerto—Di tengah derasnya arus modernisasi dan budaya populer, sekelompok muda-mudi di Banyumas memilih untuk menoleh ke belakang, menggali kembali akar budaya daerahnya. Mereka menghidupkan kembali tarian tradisional Lengger Lanang, sebuah kesenian khas Banyumas yang menyimpan pesan mendalam tentang identitas dan keseimbangan hidup. Fenomena ini terungkap dalam penelitian Sherly Dwi Caroline Enhar (2024) berjudul “Popularitas Tari Lengger Lanang di Kalangan Anak Muda Banyumas”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa semakin banyak generasi muda yang menaruh minat terhadap kesenian ini, bukan sekadar untuk hiburan, tetapi sebagai wujud kebanggaan terhadap identitas dan warisan budaya lokal.

Tari Lengger Lanang memiliki keunikan tersendiri karena dibawakan oleh laki-laki yang berpenampilan menyerupai perempuan. Namun di balik keunikannya, tersimpan pesan mendalam tentang keseimbangan, ketulusan, dan penghargaan terhadap kehidupan. Bagi para penari muda, memahami filosofi tarian ini menjadi bentuk pembelajaran budaya yang berharga sekaligus sarana mengasah wawasan serta keterampilan seni. Melalui latihan rutin di berbagai sanggar seperti Sekar Arum dan Wira Budaya, para pemuda tidak hanya berlatih teknik menari, tetapi juga belajar nilai-nilai etika, disiplin, dan kerja sama yang menjadi bagian penting dari proses berkesenian.

Selain melestarikan tradisi melalui pertunjukan, para penari muda kini memanfaatkan media sosial sebagai sarana promosi dan edukasi budaya. Lewat unggahan akun di Instagram dan TikTok, mereka memperkenalkan kembali Lengger Lanang kepada masyarakat luas dengan cara yang kreatif dan menarik. Langkah ini membuktikan bahwa pelestarian budaya dapat berjalan seiring dengan kemajuan teknologi, selama dijalankan dengan pengetahuan, etika, dan keterampilan yang seimbang.

Kebangkitan Lengger Lanang di tangan generasi muda Banyumas menjadi bukti bahwa tradisi tidak pernah benar-benar hilang, melainkan menyesuaikan diri dengan zaman. Di tengah arus modernisasi yang kian deras, mereka berhasil menjaga api budaya tetap menyala, menari di antara langkah-langkah modernitas tanpa kehilangan jati diri.

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *