“My Favorite Gua”: Tren TikTok Ungkap Gaya Bahasa Campuran di Kalangan Gen Z

Sumber: TikTok @xinzyuuu_877

Purwokerto — Di media sosial, terutama TikTok dan X (Twitter), kini kerap muncul kalimat campuran seperti “my favorite gua”, “finally akhirnya”, atau “mungkin maybe” dalam berbagai konten yang disebarluaskan. Sekilas, terdengar lucu dan tidak masuk akal karena jelas kalimat tersebut memiliki struktur bahasa yang tidak tepat. Namun, bagi Generasi Z, yang tumbuh di tengah arus globalisasi dan digitalisasi, ungkapan-ungkapan tersebut justru menjadi bagian dari gaya komunikasi mereka yang khas dan ekspresif.

Fenomena ini dikenal sebagai code-mixing atau campur kode, yaitu penggunaan dua atau lebih bahasa dalam satu tuturan. Pengguna bahasa dapat menyisipkan kata atau frasa berbahasa Inggris ke dalam kalimat berbahasa Indonesia untuk menciptakan kesan humor. Dalam konteks Generasi Z, hal ini bukan semata-mata karena ketidaktahuan terhadap struktur bahasa, melainkan cerminan dari identitas bahasa baru di dunia digital. Mereka menggunakan bahasa sebagai simbol kreativitas dan keakraban di antara komunitas daring.

Contohnya, penggunaan frasa “my favorite gua” yang sering kali untuk mengekspresikan kesukaan atau kegemaran seseorang terhadap sesuatu. Awalnya, “my favorite gua” merupakan sebuah caption yang ditulis seseorang dalam konten TikTok-nya. Unggahan itu menarik perhatian banyak orang, ada yang menanggapi konten tersebut dengan mengejek karena dianggap salah dalam menggunakan bahasa Inggris, ada pula yang berusaha membenarkannya.

Seiring berjalannya waktu, ungkapan-ungkapan yang awalnya dipandang sebagai bentuk kesalahan dalam berbahasa Inggris kemudian bergeser menjadi bahan candaan di kalangan Gen Z. Ketidakteraturan dalam penggunaan ungkapan tersebut yang membuatnya terasa lucu dan mudah diterima oleh para pengguna media sosial. Penggunaan kalimat seperti “my favorite gua”, “finally akhirnya”, “repost ulang”, hingga “mungkin maybe” diadaptasi secara luas sebagai bagian dari lelucon dengan gaya bahasa khas yang hanya dimengerti oleh mereka yang mengikuti tren tersebut.

Editor: Bunga Callistha J.P

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *