Pengaruh Pergaulan Bebas Terhadap Penurunan Kualitas Belajar Siswa di Sekolah

Banyumas — Fenomena pergaulan bebas di kalangan remaja Indonesia kini menjadi perhatian serius dalam dunia pendidikan. Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah daerah melaporkan penurunan kualitas belajar siswa yang berkaitan dengan perilaku pergaulan bebas, mulai dari meningkatnya ketidakhadiran, menurunnya konsentrasi, hingga melemahnya motivasi belajar. Kondisi ini terutama terlihat pada pelajar SMA/SMK yang berada pada masa pencarian jati diri dan rentan terhadap pengaruh lingkungan sosial.

Pergaulan bebas muncul dalam berbagai bentuk, seperti sering keluar malam tanpa pengawasan, penggunaan media sosial yang tidak terkontrol, hingga keterlibatan dalam kelompok pertemanan berisiko. Para pendidik menilai bahwa kebiasaan tersebut mengganggu kesiapan siswa mengikuti pembelajaran. Banyak siswa hadir ke sekolah dalam keadaan lelah atau tidak fokus karena waktu belajar tergeser oleh aktivitas pergaulan.

Fenomena ini sejalan dengan temuan China Education Panel Survey (CEPS) 2023, yang menunjukkan bahwa perilaku berisiko pada remaja berkaitan kuat dengan penurunan prestasi belajar. Penelitian tersebut menegaskan bahwa tekanan teman sebaya (peer pressure) merupakan salah satu faktor terbesar yang mendorong remaja mengikuti tren pergaulan bebas. Ketika ingin diterima kelompoknya, siswa cenderung mengabaikan tanggung jawab dan mengurangi waktu belajar maupun istirahat.

Dampaknya tidak hanya dirasakan dalam prestasi akademik, tetapi juga pada kondisi psikologis. Remaja yang terlibat pergaulan bebas lebih mudah mengalami stres, kelelahan mental, dan kesulitan mengatur waktu. Perilaku tersebut merupakan kategori berisiko yang dapat menurunkan kecerdasan emosional serta fokus belajar, dan jika terjadi secara luas dapat memengaruhi mutu pendidikan secara keseluruhan.

Sebagai upaya pencegahan, berbagai sekolah kini memperkuat pendidikan karakter, memperluas layanan konseling, serta memberikan penyuluhan mengenai bahaya pergaulan bebas. Orang tua juga didorong lebih aktif memantau aktivitas anak serta menjaga komunikasi yang baik agar remaja tidak mudah terbawa pengaruh negatif. Pencegahan pergaulan bebas membutuhkan kerja sama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat. Dengan dukungan yang tepat, siswa diharapkan dapat tumbuh dalam lingkungan yang sehat, tetap fokus belajar, dan terhindar dari pengaruh pergaulan yang merugikan masa depan mereka.

Editor: Anisa Ghina Fauziah

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *