Perlawanan dan Luka yang Tak Pulang: Makna Lirik serta Video Klip “Sunset di Tanah Anarki”

Senja di cakrawala Indonesia sering tampak indah dari kejauhan, tetapi jika didekati, warna jingganya kerap memantulkan bayangan luka sejarah yang tak pernah benar-benar sembuh. “Sunset di Tanah Anarki” milik Superman Is Dead (SID) adalah senja yang cantik di telinga, perih di ingatan para pendengarnya.

Lagu yang dirilis pada 2013 itu lahir dari panggung pop rock di Bali, namun kisahnya bergema jauh hingga lorong gelap sejarah pelanggaran HAM di Indonesia. Melalui lirik, aransemen, dan video klip, Bobby Kool dan Jerinx menjadikan lagu ini bukan sekadar tembang cinta, melainkan elegi untuk para aktivis yang diculik dan tak pernah pulang.

Melalui kolom komentar YouTube, “@Nara-More: pesan terakhir lagu ini yaitu jangan menggadaikan bangsa ini kepada orang yg memang salah, sehingga akan terus menerus pada sebuah masa yg kita tidak pernah beranjak.” Suara warganet ini menjelaskan  sebuah peringatan agar bangsa tidak kembali menyerahkan nasibnya kepada kekuasaan yang salah arah. Komentar lain dari “‎@suaraalamsentosa: puncak dari lagu ini ada pada lirik dan jalanmu tuk pulang, diujung waktu kan ada cahaya. Ini yang bikin saya sedih sekaligus merinding. Jika dikupas maknanya berarti orang-orang seperti Widji Thukul yang berharap dan berusaha untuk pulang ke keluarga tercinta, tapi tak pernah pulang. Hingga akhir hayatnya justru malah pulang ke sang pencipta.”

Ia mengaitkan lirik itu dengan sosok Widji Thukul dan para aktivis yang berharap pulang ke keluarga, namun akhirnya hanya “pulang” kepada sang pencipta, sementara musik punk yang biasanya keras justru perlahan memudar seolah mengajak pendengar mengheningkan cipta untuk mengenang sosok yang telah berjuang.

Video klip “Sunset di Tanah Anarki” mempertegas pesan itu dengan visual yang gamblang. Seorang aktivis digambarkan turun ke jalan, berdemo, lalu diculik dan disekap diam-diam, hingga ada sosok yang hanya bisa termenung di dalam penjara sebagai simbol aktivis yang dipenjara tanpa salah apa pun.

Di sinilah sebuah karya musik punk yang mengangkat tema penghilangan paksa dan penindasan. SID, yang dikenal konsisten bersuara tentang ketidakadilan dan kerusakan lingkungan, menjadikan lagu ini sebagai bagian dari gerakan “melawan lupa” terhadap luka HAM masa lalu.

Lirik “Sunset di Tanah Anarki” memuat makna perjuangan HAM, penindasan, sekaligus harapan akan kemerdekaan sejati, serta loyalitas kepada bangsa di tengah tirani kekuasaan. Lagu ini banyak diisi tentang penindasan para aktivis HAM yang dihilangkan dan dilupakan negara. Di sisi lain, terdapat juga penanda harapan, kesetiaan, dan impian akan kebebasan dan kedamaian bagi Indonesia yang digambarkan seperti sunset yang indah namun rapuh. Pada akhirnya, Sunset di Tanah Anarki bukan sekadar lagu yang diputar, melainkan sebuah nisan tanpa batu dan epitaf tanpa nama yang berdiri di antara dentum gitar dan senyap sejarah. Video klip yang menggambarkan aktivis disekap dalam diam, dipenjara tanpa suara, lalu dihapus dari kehidupan menjadi cermin luka bangsa yang belum sembuh. Pada titik itu musik berhenti menjadi hiburan dan menjelma pengingat bahwa pernah ada masa ketika kebenaran diperlakukan sebagai ancaman dan suara rakyat lebih menakutkan daripada senjata.

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *