PKBM Guyub Gumelar Soroti Tantangan Peserta Didik Paket C dalam Menghadapi Tes Kemampuan Akademik

PKBM Guyub Gumelar menilai penerapan Tes Kemampuan Akademik (TKA) bagi warga belajar Paket C merupakan langkah positif untuk mengukur kemampuan dasar literasi, numerasi, serta penalaran umum peserta didik. Menurut pengelola sekaligus tutor, Firma Alfajri Solekhah, S.M., Gr., TKA membantu satuan pendidikan nonformal memastikan bahwa kompetensi peserta didik terpenuhi meskipun mereka memiliki latar belakang yang sangat beragam. Meski demikian, ia menekankan bahwa pelaksanaan TKA harus mempertimbangkan kondisi khas peserta Paket C yang sering kali bekerja, memiliki tanggung jawab keluarga, dan waktu belajar yang terbatas.

Dalam pelaksanaannya, sejumlah tantangan muncul di kelas, antara lain keragaman usia dan kemampuan peserta didik yang lebih luas dibanding sekolah formal. Keterbatasan waktu tatap muka menjadi hambatan tersendiri, terutama bagi peserta yang bekerja. Selain itu, banyak warga belajar mengalami kesulitan beradaptasi dengan model soal berbasis penalaran karena sudah lama tidak bersekolah. Sarana belajar yang terbatas, termasuk minimnya akses modul dan perangkat digital, juga menjadi kendala yang cukup signifikan.

Firma menjelaskan bahwa pihak yang paling berperan dalam mempersiapkan siswa menghadapi TKA adalah para tutor Paket C. Mereka berfungsi sebagai pendamping utama dalam proses pembelajaran. Selain itu, pengelola PKBM, keluarga, serta pembimbing belajar di rumah turut memberikan dukungan moral dan fasilitas yang diperlukan. Dinas Pendidikan melalui bidang Pendidikan Masyarakat juga berperan penting dalam memberikan informasi terkait pelaksanaan TKA.Penyesuaian pembelajaran terkait materi TKA biasanya dimulai sejak awal semester, setelah tutor memperoleh kisi-kisi dan informasi teknis dari Dinas Pendidikan serta Forum PKBM se-Kabupaten Banyumas. Hal ini dilakukan agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara bertahap dan tidak menambah beban peserta didik yang memiliki keterbatasan waktu.

Untuk mendukung pemahaman peserta didik, tutor menggunakan berbagai sumber belajar seperti modul resmi dari Direktorat Pendidikan Kesetaraan, buku paket numerasi dan literasi, contoh soal dari platform pendidikan daring, hingga materi dari pelatihan dan bimbingan teknis yang diselenggarakan PKBM. Namun, meskipun berbagai upaya telah dilakukan, masih terdapat peserta didik yang belum siap menghadapi TKA. Faktor penyebabnya meliputi kesenjangan pengalaman belajar, keterbatasan waktu karena pekerjaan dan keluarga, kemampuan dasar literasi–numerasi yang rendah, minimnya akses sumber belajar, hingga kurangnya rasa percaya diri.

Terkait respons peserta didik terhadap TKA yang tidak memengaruhi kelulusan, Firma menyampaikan bahwa sebagian merasa lebih tenang karena beban psikologis berkurang. Namun, ada pula peserta didik yang menjadi kurang termotivasi. Dengan penjelasan dari tutor bahwa TKA bermanfaat sebagai evaluasi kemampuan diri, sikap peserta didik berangsur lebih positif dan mereka tetap berupaya mengikuti tes dengan baik.

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *