Potret Korupsi dalam Drama Matahari di Sebuah Jalan Kecil

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Pertunjukan drama Matahari di Sebuah Jalan Kecil mengalir seperti potongan kehidupan sehari-hari yang pelan namun menyayat. Dibuka dengan kehadiran seorang pemuda di sebuah sudut jalan yang tampak biasa saja. Saat ia membeli seporsi pecel dengan wajah memelas dan suara lirih, lalu berpura-pura lupa membawa dompet, sebuah alasan yang segera disambut tatapan curiga warga karena modus serupa telah berulang kali menimpa ibu penjual pecel itu.

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Hingga suasana berubah tegang ketika pemuda tersebut diinterogasi dan dinasihati. Namun ia tetap bertahan dalam kebohongannya, menolak mengaku, bahkan ketika warga memaksanya melepaskan baju sebagai jaminan agar ia tak melarikan diri, ia meronta dan menolak, tetapi akhirnya menyerah dengan wajah pasrah demi bisa pulang.

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Justru di titik itulah drama menjadi lirih ketika pemuda itu kembali memainkan kepiluan, merangkai kisah sebagai perantau tanpa uang dan tanpa tempat bergantung. Merayu hati sang ibu penjual yang sejak awal hanya ingin berjualan untuk bertahan hidup. Hingga rasa iba pun mengalahkan nalar dan baju itu dikembalikan, namun keheningan panggung segera berubah menjadi tamparan moral saat terungkap bahwa pemuda tersebut ternyata mencuri speaker milik warga. Menutup pertunjukan dengan sindiran getir bahwa seperti koruptor, ia menjadikan air mata, kepasrahan, dan wajah lemah sebagai alat untuk menipu, mencuri, dan merampas kepercayaan orang-orang kecil.

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *