
Dokumentasi Pribadi Ketika Keberangkatan Ke Lebanon
Kisah dari Serda (Sersan Dua) Isnu Rizal Ikhfani menjadi bukti kegigihan seorang prajurit muda TNI AD dalam mengukir jejaknya sebagai pasukan perdamaian PBB di Lebanon. Perjalanan panjang yang telah ia lalui, dari berkali-kali gagal hingga akhirnya pada usia 21 tahun berhasil menjadi prajurit TNI AD dan ditugaskan di Jakarta. Serda Isnu dikenal sebagai sosok berdedikasi tinggi dalam menjaga kedaulatan negara. Ia meraih tujuan dengan kegigihan, belajar dari kegagalan, dan terus maju meskipun menghadapi tantangan,“Saya terus mencoba berkali-kali tanpa ada kata menyerah. Menurut saya, jika kamu bersantai-santai di masa muda maka kelak kehidupan akan keras kepadamu. Tetapi jika kamu keras di masa muda maka kehidupan akan mengenakanmu,” ujarnya.
Sebelum bertugas di Lebanon, Serda Isnu harus melewati berbagai seleksi yang sangat ketat untuk menjadi pasukan perdamaian PBB. Mulai dari seleksi administrasi masa dinas, pengalaman militer, tes kesehatan, psikologi, kemampuan bahasa Inggris atau Prancis, hingga uji spesifikasi. Saat ini, Indonesia hanya mengirimkan pasukan perdamaian PBB ke tiga negara, yaitu Lebanon, Afrika, dan Afrika Tengah. Hal ini tepat dengan amanat UUD 1945 yang menegaskan peran Indonesia untuk ikut serta menjaga perdamaian dunia.
Setelah lolos seleksi, Serda Isnu menjalani pembekalan yang meliputi kegiatan fisik, pengetahuan hukum internasional, hingga budaya internasional. Pembekalan ini penting agar setiap prajurit mampu beradaptasi dengan medan tugas, situasi konflik, dan masyarakat internasional.
Serda Isnu mulai bertugas pada akhir Desember 2021 selama kurang lebih satu tahun pada saat masih menjadi Praka (Prajurit Kepala),“Tugas saya di Lebanon antara lain menjaga perbatasan dan patroli Israel–Lebanon, membantu masyarakat dengan membagikan ATK, mainan anak-anak, layanan kesehatan gratis, serta memperkenalkan Kebudayaan Indonesia ke ranah internasional,” jelasnya.
Motivasi Serda Isnu bergabung dalam pasukan perdamaian PBB ini adalah panggilan tugas negara sekaligus kontribusi nyata dalam menjaga perdamaian dunia. Baginya, penugasan ini bukan hanya tanggung jawab, tetapi juga kehormatan sebagai prajurit TNI AD yang membawa nama bangsa.
“Menjadi pasukan perdamaian PBB adalah kebanggaan tersendiri, karena kehormatan bangsa ada di tangan kita,” tegasnya.
Pada masa itu, situasi Israel–Lebanon masih relatif kondusif, sehingga misi dapat dijalankan dengan baik. Kisah Serda Isnu menjadi cerminan semangat prajurit muda Indonesia dalam menjunjung tinggi misi perdamaian dunia.
Editor: Rizqiya Amali Husna