Proyek Irigasi Desa Glempang Capai 50 Persen, Rampung dalam 45 Hari

Sumber: Dokumen Pribadi

Purwokerto – Pembangunan saluran irigasi di Desa Glempang, Pekuncen, Banyumas, terus berjalan. Hingga Minggu 14 September 2025, progres pekerjaan telah mencapai sekitar 50 persen dari target. Proyek ini dimulai pada 10 Agustus lalu dan direncanakan selesai dalam 45 hari kerja.

Mandor proyek sekaligus Ketua Program Percepatan Pemanfaatan Tata Guna Air Irigasi (P3A) Langgeng Desa Glempang, Slamet Yuti, menjelaskan pembangunan dilakukan dengan sistem padat karya. Sedikitnya 15 warga desa terlibat langsung sebagai tenaga kerja. “dengan melibatkan warga setempat, selain mempercepat pekerjaan, juga bisa mengurangi angka pengangguran di desa,” ujarnya.

Proyek irigasi ini merupakan program dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak melalui Program Percepatan Pemanfaatan Tata Guna Air Irigasi (P3A TGAI). Pihak pelaksana mendapatkan mandat setelah menerima surat resmi dari BBWS. Setiap proses pembangunan didampingi pendamping masyarakat lulusan teknik sipil agar kualitas campuran beton sesuai standar teknis.

Saluran irigasi tersebut ditargetkan mampu mengairi lahan pertanian seluas sekitar 25 hektare di wilayah Kelompok Tani Guyub. Selama ini, petani kerap kesulitan mendapatkan air karena saluran lama kerap tersumbat. “Air merupakan kebutuhan vital dalam pertanian padi. Kami berharap dengan irigasi baru ini hasil panen masyarakat bisa meningkat,” ujar Slamet Yuti.

Desa Glempang sendiri bukan kali pertama mendapatkan program irigasi. Sejak 2019 hingga 2025, desa ini setidaknya lima kali memperoleh bantuan serupa dari BBWS. Beberapa kelompok tani di wilayah Glempang, seperti Bunton, Guyub, hingga Dawuan Pelem, telah merasakan manfaat program tersebut.

Secara geografis, Desa Glempang merupakan daerah sentra pertanian padi. Dengan tambahan jaringan irigasi baru, pemerintah desa berharap kebutuhan air bisa lebih terjamin dan ikut mendukung ketahanan pangan nasional. Pemerintah pusat maupun daerah menargetkan program padat karya seperti ini bisa terus berjalan agar manfaatnya langsung dirasakan masyarakat di tingkat akar rumput.

Editor: Wanda Apriliani

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *