(Sumber: Dokumentasi Pribadi )
Purwokerto—Lampu aula perlahan meredup, menyisakan lampu sorot cahaya yang mengarah ke panggung. Penonton mulai hening saat adegan pertama dimulai. Malam itu, Aula Bambang Lelono tidak sekadar menjadi ruang pertunjukan, melainkan tempat bertemunya berbagai rasa yang dihadirkan melalui sebuah pementasan drama.
Pagelaran bertema Jagat Rasa menampilkan drama Matahari di Sebuah Jalan Kecil karya Arifin C. Noer, yang dipentaskan oleh mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia Kelas A angkatan 2023 pada Rabu, 10 Desember 2025. Sejak open gate pukul 17.00 WIB, penonton mulai memadati aula Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jenderal Soedirman untuk menyaksikan pertunjukan yang telah dipersiapkan dengan matang selama beberapa waktu.
Dari sisi artistik, pementasan ini menonjolkan penggunaan kostum yang sederhana dan dekat dengan kehidupan sehari-hari. Pakaian yang tampak lusuh, apa adanya, serta tanpa aksesoris yang berlebihan memperkuat gambaran tokoh-tokoh yang hidup di ruang sempit dan penuh pergulatan. Kostum tersebut berperan penting dalam memperjelas latar sosial serta kondisi kehidupan yang dialami para tokoh.
Sejalan dengan kostum, tata rias wajah para pemain dibuat secara natural untuk mendukung karakter yang diperankan. Riasan yang menggambarkan karakter tokoh membuat ekspresi lelah, tegang, dan luapan emosi yang muncul selama dialog terlihat jelas, sehingga penonton dapat menangkap perasaan tokoh dalam setiap adegan.
Perpaduan kostum dan tata rias menjadi unsur visual yang mendukung jalannya pementasan secara keseluruhan. Melalui pengolahan artistik yang sederhana, pementasan Matahari di Sebuah Jalan Kecil menghadirkan suasana yang realistis dan terasa dekat dengan kenyataan. Lewat pendekatan tersebut, pagelaran Jagat Rasa menghadirkan pertunjukan yang tidak hanya ditonton, melainkan pengalaman emosional yang dirasakan oleh penonton.
Editor: Nadya Wahyu Maliqa
