(Sumber: Instagram/@mohrezago)
Cilacap — Sedekah Laut merupakan upacara adat masyarakat khususnya nelayan di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, yang dilaksanakan sekali dalam setahun, tepatnya pada bulan Suro dalam kalender Jawa. Upacara ini biasanya bertepatan dengan hari Selasa Kliwon atau Jumat Kliwon. Tradisi ini menjadi wujud rasa syukur masyarakat kepada Tuhan Yang Maha Esa atas melimpahnya hasil tangkapan ikan, serta menjadi permohonan keselamatan dan keberkahan rezeki bagi nelayan pada tahun berikutnya.
Menurut penelitian Ani Suryanti (Universitas Diponegoro, 2017), tradisi ini telah dilaksanakan sejak tahun 1875 atas perintah Tumenggung Tjakrawerdaya III, Bupati Cilacap kala itu. Ia meminta sesepuh nelayan Pandanarang bernama Ki Arsa Menawi untuk melarung sesaji ke laut selatan sebagai ungkapan syukur. Sejak saat itu, kegiatan tersebut menjadi adat tahunan yang melekat kuat di masyarakat nelayan Cilacap dan terus dilakukan hingga kini.
Upacara Sedekah Laut diawali dengan prosesi nyekar atau ziarah ke Pantai Karang Bandung (Pulau Majethi), tempat yang diyakini sebagai lokasi tumbuhnya bunga Wijayakusuma. Kegiatan ini diikuti oleh para sesepuh dan kelompok nelayan untuk memohon keselamatan serta kelimpahan hasil laut. Selanjutnya, diadakan tirakatan dan doa bersama di Pendopo Kabupaten Cilacap, dilanjutkan arak-arakan jolen berisi sesaji menuju Pantai Teluk Penyu, tempat di mana jolen utama dilarung ke laut selatan menggunakan perahu atau tandu yang telah dihias.
Sesaji yang dilarung terdiri dari berbagai simbol doa dan harapan, di antaranya kepala kerbau, tumpeng empat tingkat, ayam ingkung, pisang raja, bunga setaman, dan alat kecantikan.
Menurut penelitian Suryanti (2017), setiap sesaji memiliki makna simbolik, misalnya tumpeng sebagai simbol penghambaan kepada Tuhan, kepala kerbau sebagai lambang membuang sifat kebodohan, dan bunga telon sebagai doa agar selalu harum nama dan perbuatan.
Tradisi Sedekah Laut kini tidak hanya menjadi bentuk syukur masyarakat nelayan, tetapi juga simbol pelestarian kearifan lokal dan identitas budaya pesisir selatan Jawa yang diwariskan secara turun-temurun.
Editor: Ika Sari Nur Widya
