
Brebes – Digitalisasi membawa perubahan signifikan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia serta menghadirkan tantangan dan peluang baru yang harus dihadapi oleh guru dan siswa. Aan Nur Hasanah, guru Bahasa Indonesia di SMK Islam Al Amanah, Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes, menguraikan pengalamannya saat wawancara daring pada Rabu, 5 November 2025.
Menurut Aan, digitalisasi memudahkan akses ke berbagai materi pembelajaran yang beragam, seperti teks, audio, dan video. “Digitalisasi membuka akses materi yang jauh lebih luas dan menghadirkan metode pembelajaran yang interaktif dan dinamis,” ujar Aan. Model pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning) yang mengedepankan pemecahan masalah kini menjadi fokus utama dalam proses pembelajaran.
Dalam praktiknya, Aan menerapkan pembelajaran berbasis masalah dengan memberikan siswa permasalahan yang harus dipecahkan sebelum menerima materi pelajaran. “Sebelum menjelaskan materi, saya memberikan tantangan atau permasalahan agar siswa berinisiatif mencari solusi secara kritis,” jelasnya. Cara ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas dan kemandirian siswa dalam belajar.
Namun, tantangan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia masih cukup besar, utamanya rendahnya minat membaca dan menulis siswa serta keterbatasan fasilitas sekolah. Aan mengungkapkan, “Ini adalah tantangan besar yang kita hadapi bersama dan membutuhkan komitmen semua pihak.” Fasilitas yang terbatas seperti kurangnya laptop, proyektor, dan bahan bacaan membuat proses pembelajaran menjadi kurang optimal.
Pengaruh media sosial dan teknologi digital juga memiliki sisi positif dan negatif dalam pengajaran bahasa. “Media sosial dan teknologi digital sangat membantu proses pembelajaran dengan menyediakan akses mudah, memfasilitasi kolaborasi, dan membuat pembelajaran lebih interaktif dan dinamis. Namun, perlu pengawasan agar siswa tetap menggunakan bahasa yang baik dan benar,” imbuhnya.
Sebab itu, Aan memanfaatkan teknologi yang dimiliki siswa, seperti ponsel pribadi, untuk mengangkat kualitas pembelajaran. Ia juga menekankan pentingnya guru menguasai kompetensi pedagogik, literasi teknologi, berpikir kritis, dan kreativitas agar metode pengajaran tetap relevan dengan perkembangan zaman.
Sebagai pesan terakhir, Aan mengajak para guru untuk terus berinovasi dan beradaptasi dengan teknologi digital guna menciptakan proses belajar mengajar yang menarik dan bermakna. “Saya yakin agar pembelajaran terus relevan dan berarti, guru dan siswa harus senantiasa belajar, berinovasi, serta berpikir kritis dengan bijak,” tutupnya.
Editor: Eki Latifa Nikmah
