
Purwokerto – Di tengah maraknya penggunaan media sosial, muncul fenomena baru di kalangan remaja digital, yaitu digital detox atau puasa dari dunia maya. Fenomena ini tampak pada unggahan beberapa pengguna TikTok dan Instagram yang membagikan pengalaman mereka menonaktifkan akun selama beberapa hari dengan tagar #DigitalDetoxChallenge. Mereka mengaku ingin beristirahat dari arus informasi yang padat dan tekanan sosial akibat terus-menerus daring.
Menurut akun TikTok @assyifazds, kebiasaan remaja yang terlalu sering terhubung dengan sosmed dapat memengaruhi keseimbangan emosional dan konsentrasi belajar. “Digital detox membantu individu mengembalikan fokus, meningkatkan interaksi nyata, dan mengurangi stres digital,” ujarnya.
Tren ini mulai populer di platform TikTok dan Instagram, tempat para remaja membuat video singkat yang menampilkan kegiatan alternatif selama berhenti menggunakan media sosial, seperti membaca buku, berkebun, atau berolahraga. Gerakan ini tidak hanya menjadi ajang berbagi pengalaman, tetapi juga menjadi simbol kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan mental di era digital.
Fenomena digital detox mencerminkan upaya generasi muda untuk mencari keseimbangan antara dunia nyata dan dunia maya. Di sisi lain, hal ini menunjukkan adanya perubahan cara pandang terhadap penggunaan teknologi yang sebelumnya dianggap tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.
Dengan munculnya gerakan ini, terlihat bahwa digitalisasi tidak selalu berarti keterhubungan tanpa batas, tetapi juga membutuhkan kendali dan kesadaran diri agar teknologi tetap menjadi alat yang menyehatkan, bukan sumber tekanan.
Editor: Nida Rahmawati
