Warung Gulai Kambing Tupon: Cita Rasa yang Menggugah Selera

Purwokerto – Warung sederhana di Desa Glempang, memancarkan aroma rempah dan santan kental mengepul hangat dari panci besar, membangkitkan rasa penasaran sebelum mencicipi. Inilah daya pikat Gulai Kambing Tupon, salah satu kuliner legendaris Banyumas yang dikenal karena rasanya yang konsisten menggugah selera sejak suapan pertama.

Di balik warung sederhana ini tersimpan kisah yang dimulai sejak 1982, saat Tupon meracik gulai jeroan dari dapur kayu miliknya. Setelah ia wafat pada 1992, sang istri, Sutinah, meneruskan warisan rasa itu dengan sepenuh hati. Dengan setia, ia menjaga resep, merawat setiap racikan rempah, dan memastikan setiap mangkuk gulai tetap setia pada rasa yang diwariskan.

Gulai jeroan menjadi sorotan utama di warung ini, berbeda dari gulai kambing pada umumnya yang menggunakan potongan daging. Jeroan kambing seperti babat, usus, limpa, dan hati diolah dengan teknik khusus untuk memastikan kebersihan dan menghilangkan bau amis.

Proses rebus lama dan pemasakan perlahan dalam kuah santan kental dengan rempah utuh seperti ketumbar, kunyit, lengkuas, dan daun salam menghasilkan rasa yang kaya dan berlapis, dengan tekstur jeroan yang lembut dan bumbu yang meresap.

Di tangan Sutinah, jeroan yang sering dianggap sebagai pelengkap justru menjadi komponen utama yang menjadikan gulai ini autentik dan tak terlupakan. Sutinah mengungkapkan, “Sejak dulu, saya terus menjaga cara memasak yang diajarkan suami. Rempah harus lengkap, tidak boleh kurang,” ujar Sutinah.

Dengan harga yang relatif terjangkau, yaitu Rp30.000 per porsi, pelanggan dapat menikmati gulai kambing muda dengan kuah santan kental dan aroma rempah yang kuat. Sementara itu, sate kambing muda dengan 10 tusuk dijual seharga Rp55.000 per porsi.

Lastri, seorang wisatawan asal Cilacap, mengungkapkan kekagumannya terhadap gulai yang ditemukannya secara tidak sengaja. “Awalnya, saya hanya singgah karena lapar, namun gulai ini memiliki cita rasa yang sangat khas,” tuturnya.

Warung Tupon bukan sekadar tempat makan, tapi destinasi kuliner yang meninggalkan kesan mendalam. Setiap suapan gulai dan sate kambing muda tidak hanya memanjakan lidah, tetapi juga menghidupkan cerita di balik setiap racikan.

Editor: Rimanda Sahya Citharesmi

Sabtu, 06 September 2025

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *