Profil Dimas, Atlet Muda Pencak Silat

Dok. Dimas (latihan rutin pencak silat)

Salah satu cabang olahraga yang banyak diminati yaitu pencak silat. Pada Desember 2019 pencak silat berhasil ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO. Pencak silat sendiri merupakan seni bela diri tradisional asli Indonesia. Ada banyak gerakan dalam pencak silat seperti kuda-kuda, pukulan, tendangan, tangkisan, dan yang lainnya.

Dimas Dwi Aji, sosok mahasiswa yang menekuni dunia pencak silat. Lelaki kelahiran Bekasi, 9 Juni 2004 ini sudah menekuni olahraga bela diri sedari duduk dibangku SD kelas IV. Melansir dari pesan WhatsApp “Saya mempunyai passion di bidang olahraga bela diri seperti karate, taekwondo, dan pencak silat. Namun, saya lebih prefer ke pencak silat.” jelasnya. Cedera tak bisa dipungkiri terjadi saat latihan pencak silat, namun hal tersebut tidak menyurutkan semangatnya dalam berlatih. Ada banyak penghargaan yang diperolehnya melalui latihan dan dukungan orang tua. Dimas menuliskan “Alhamdulillah orang tua mendukung penuh hobi saya meskipun mereka khawatir jika saya bertanding.” ujarnya.

Lelaki yang biasa disapa Dimas ini dikenal memiliki sifat yang ramah dan humoris. Saat ini ia sedang menempuh pendidikan di Universitas Jenderal Soedirman Fakultas Ilmu Budaya Prodi Bahasa Inggris D3. Ia juga sosok yang aktif dalam berorganisasi. Selain mengikuti pencak silat merpati putih, ia juga sering mengikuti event-event lain seperti Soedirman Student Summit (S3). Sebagai mahasiswa Bahasa Inggris ternyata Dimas juga menguasai bahasa lain seperti Jepang, dan Mandarin. “Saya belajar bahasa Jepang di SMK selama 3 tahun dan mampu menggunakannya di tingkat basic conversation. Sedangkan untuk bahasa Mandarin saya baru belajar di semester 3 hingga semester 4 ini. Bahasa Mandarin merupakan mata kuliah pilihan yang saya ambil.” jelasnya dalam pesan WhatsApp.

Penghargaan terbaru yang diperolehnya saat ini yaitu juara 1 Pencak Silat National Cilacap Champions 2024. Dibalik kejuaraan tersebut ada kegagalan yang ia rasakan. “Untuk mendapatkan juara nasional tidaklah mudah. Pada Mei 2023 saya mengikuti pertandingan nasional di Semarang lalu kalah di pertandingan pertama. Saat itu saya merasa sedih karena tidak mendapatkan juara. Namun, hal tersebut justru membuat diri saya tertantang untuk melakukan lebih baik lagi. Saya kembali mengikuti pertandingan nasional di Cilacap dan akhirnya menang juara 1.” jelasnya dalam pesan WhatsApp. Penghargaan lain yang ia dapatkan seperti juara 1 Jakarta Silat Competition National 2019 dan juara 2 Pencak Silat Pekan Olahraga Soedirman (porsoed) 2022.

Konsisten menjadi kunci dalam melakukan sesuatu. Dibalik setiap kejuaraan yang ia menangkan ada kerja keras, tenaga dan waktu yang harus dibayarkan. Dimas menyatakan, “Untuk latihan saya lakukan setiap hari setelah pulang kuliah di PKM. Saya menjalankan hidup disiplin dengan bangun pukul 05.00 pagi lalu joging pada pukul 05.30 dengan jarak 5 km setiap harinya.” jelasnya. Terus belajar dan pantang menyerah untuk menggapai cita-cita. Pastinya kita akan menemukan banyak kegagalan dalam hidup tapi teruslah berusaha sampai berhasil. Lelah? Tentu saja iya, namun untuk mendapatkan sesuatu tidaklah instan harus ada proses yang mengantarkannya.

Dimas berharap pencak silat dapat lebih banyak diminati dan serius dalam berlatih, “Semoga banyak orang yang berminat dalam pencak silat baik laki-laki maupun perempuan dan bersungguh-sungguh dalam berlatih. Sedangkan untuk diri sendiri semoga dapat menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan bekerja di bagian yang bisa berdampak baik untuk orang-orang sekitar.” ujarnya melalui pesan WhatsApp.

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *