Purwokerto—Di ruang belajar mahasiswa, baik di kamar kos maupun di kamar rumah masing-masing. Kebiasaan belajar sambil mendengar musik sudah menjadi rutinitas. Kebiasaan yang membuat kita lebih fokus, terutama saat tugas menumpuk dan konsentrasi mulai goyah. Earphone sudah menjadi perlengkapan yang tak kalah penting dari buku catatan.
Musik tidak hanya sekedar hiburan semata, namun juga menjadi tempat untuk melepaskan rasa tertekan saat mengerjakan tugas. Musik dengan alunan atau tempo yang lambat seperti instrumental mampu menghadirkan ritme yang menenangkan, membantu mengurangi rasa tegang, dan membuat fokus lebih mudah dipertahankan.
Namun, tidak semua jenis musik bekerja dengan cara yang sama pada setiap orang. Saya sendiri selau mendengarkan musik instrumental karena musik ini membantu saya menjadi lebih fous dalam mengerjakan tugas. Berbeda lagi dengan salah satu teman saya, “Genre lagu yang aku putar saat belajar tergantung mood, terkadang yang chill atau biar tidak mengantuk aku dengerin musik yang upbeat.” Ucap Aufaa.
Di era ketika mahasiswa dituntut untuk menyelesaikan banyak hal sekaligus, metode belajar yang nyaman menjadi sesuatu yang lebih dari sekadar preferensi. Ia adalah cara bertahan. Musik yang dipilih memberi kami kesempatan menata pikiran, menjaga motivasi, dan tetap terhubung dengan proses belajar yang melelahkan.
Pada akhirnya, belajar sambil mendengarkan musik bukan lagi sekadar tren. Bagi banyak mahasiswa, termasuk saya, ini cara menemukan ruang aman di tengah deadline dan materi kuliah — di mana ritme yang tepat mengubah belajar menjadi pengalaman yang tenang, terarah, dan penuh harapan.
Editor:
