Di Kecamatan Wangon, terdapat kasus yang menarik perhatian terkait pembelajaran matematika di kalangan siswa kelas 4 SD. Seorang anak mengalami kesulitan yang signifikan dalam memahami konsep matematika dasar. Ketika ditanya mengenai pengurangan bilangan di bawah 20, anak tersebut harus menghitung menggunakan jari tangan dan kaki. Hal ini mencerminkan tantangan serius yang dihadapi siswa dalam menguasai pelajaran yang seharusnya menjadi fondasi penting dalam pendidikan mereka.
Dalam upayanya untuk belajar, anak tersebut menyatakan, “Kalau di rumah, belajar sendiri, kadang sama ibu.” Ini menunjukkan adanya kurangnya dukungan belajar yang terstruktur di rumah. Meskipun orang tua berusaha untuk membantu, tampaknya bimbingan yang diberikan belum memadai untuk mengatasi kesulitan yang dialami anak. Pendekatan belajar yang lebih terarah dan terorganisir di rumah bisa menjadi faktor penentu dalam meningkatkan pemahaman anak terhadap matematika.
Peran guru dalam situasi ini sangatlah penting. Guru memiliki tanggung jawab untuk mengidentifikasi kesulitan yang dialami siswa dan memberikan metode pengajaran yang sesuai. Pendekatan yang lebih interaktif dan menyenangkan dapat menjadi kunci untuk membantu siswa memahami konsep dasar matematika. Misalnya, penggunaan alat peraga atau permainan edukatif bisa menarik minat siswa dan membuat belajar matematika lebih menarik. Selain itu, guru juga perlu melibatkan orang tua dalam proses pembelajaran, sehingga mereka dapat memberikan dukungan yang diperlukan di rumah. Melalui komunikasi yang baik antara guru dan orang tua, diharapkan terjadi sinergi dalam mendukung perkembangan anak.
Di sisi lain, peran orang tua juga krusial. Orang tua diharapkan dapat lebih aktif dalam mendukung pendidikan anak, baik di rumah maupun dalam berkomunikasi dengan guru. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif sangat penting untuk membantu anak mengatasi kesulitan. Dengan meluangkan waktu untuk mendampingi anak saat belajar dan memberikan dorongan positif, orang tua dapat berkontribusi besar terhadap perkembangan akademis anak mereka.
Situasi ini menunjukkan perlunya kerjasama yang erat antara guru, orang tua, dan siswa untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih baik. Dengan perhatian dan dukungan yang tepat dari semua pihak, diharapkan anak-anak dapat mengatasi tantangan dalam belajar matematika dan meraih kesuksesan di masa depan. Kesadaran akan pentingnya kolaborasi dalam pendidikan akan menjadi langkah awal untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah dan mendukung perkembangan siswa secara keseluruhan.