Purwokerto – Dwi Fatimah, atau yang akrab disapa Fatimah. Perempuan muda yang terlahir di sebuah desa kecil bernama desa Makam, berada di ujung timur Kabupaten Purbalingga. Desa itu sederhana, banyak pepohonan dan sesuai namanya juga banyak terdapat makam. Fatimah hanya memiliki satu impian yang sederhana, yaitu ingin membahagiakan orang tuanya. Namun, impian kecil itu membawanya pada pencapaian besar. Menggugurkan segala stereotip dan membangun standar baru yang lebih baik untuk perempuan-perempuan lain di desanya. “…mimpi yang saya miliki dari kecil itu cukup sederhana, ingin membahagiakan orang tua,” terangnya.
Saat kecil Fatimah bersekolah di SD Negeri 3 Makam. Di bangku sekolah dasar itu, Fatimah mulai menunjukan keunggulannya dalam bidang akademik maupun nonakademik. Di usia belia ia berhasil meraih 16 kejuaraan dan membawa nama sekolahnya hingga tingkat provinsi.
Memasuki usia remaja kemampuan public speaking Fatimah semakin menonjol, membawa Fatimah. Kemampuannya terbukti melalui lomba Pidato Putri Mata Pelajaran PAI dan Seni Islami (MAPSI). Fatimah berhasil menjuarai lomba MAPSI tingkat kabupaten dan juara dua pada tingkat provinsi. Saat duduk di bangku SMA, Fatimah juga menjuarai dua perlombaan pidato sampai tingkat provinsi. Namun, menurut Fatimah ada satu pencapaian di bangku SMA yang baginya sangat berkesan. Tahun 2017 dirinya menjadi delegasi Indonesia pada program Sunburst Brain Camp Singapore yang diselenggarakan oleh National University of Singapore. “Pencapaian paling berkesan saat SMA, bisa jadi salah satu delegasi Indonesia dalam program Sunburst Brain Camp 2017, karena dari situ pertama kalinya saya merasa seperti katak dalam tempurung,” ungkapnya.
Setelah mengikuti Sunburst Brain Camp Singapore, Fatimah merasa selama ini ia bagai katak dalam tempurung. Ia merasa pengalaman-pengalaman yang telah ia peroleh hanya berputar di sekitar daerah asalnya. Padahal, ada segudang pengalaman lain yang dapat dieskplorasi di dunia ini.

Pada masa pandemi kebanyakan orang terpuruk. Masyarakat banyak terkena dampak baik fisik, mental, maupun materi. Fatimah pada saat itu justru memilih bangkit dan bergabung dalam tim Pejuang Muda program kolaborasi antara Kementrian Sosial, Kementrian Pendidikan, dan kementrian Agama. Ia mengaku mendapat banyak pelajaran saat turun ke rumah-rumah, bertemu, dan melihat secara langsung kondisi masyarakat pada saat COVID-19. Kepekaannya terhadap kehidupan sosial menjadi lebih tinggi, sehingga ia termotivasi untuk dapat menjadi bagian dalam mengembangkan SDM di Indonesia.
Fatimah kemudian melanjutkan studinya pada jenjang strata satu di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Saat mengenyam pendidikan S-1, Fatimah terpilih sebagai pemenang kedua pada ajang Duta Kampus. Pada bulan Juni tahun 2023 Fatimah mencoba mendaftar beasiswa LPDP, padahal dirinya tengah sibuk mengurus proses yudisium dan merevisi skripsi. Fatimah juga sering menyempatkan waktu mengikuti webinar tentang beasiswa LPDP. Akhirnya kabar baik datang padanya, pada bulan November Fatimah resmi diterima sebagai peserta awardee LPDP.
Hingga saat ini, Fatimah tengah melanjutkan studinya pada program Magister Business and Administration di Universitas Gadjah Mada. Walaupun sibuk menjadi mahasiswa S-2, Fatimah juga berpartisipasi aktif dalam organisasi MBA Student Association. Kemudian pada awal tahun 2025, Fatimah terpilih menjadi Duta Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta. Ia aktif dalam IKADUBAS (Ikatan Duta Bahasa) DIY, mengikuti serangkaian kegiatan sebagai Duta Bahasa DIY. Bulan Agustus kemarin, ia hadir dalam acara Diskusi RAD Kepemudaan DIY 2025. Selain itu, Fatimah juga turut menghadiri acara Dolan Bareng Duta Wisata Jeep Merapi.
Menurut Fatimah, untuk memulai sesuatu tak perlu menunggu diri kita sempurna, karena justru kesempurnaan terbentuk saat kita berani untuk memulai dan berproses. Maka, siapapun yang merasa tidak percaya diri dengan kemampuannya atau bingung memulai karirnya, pesan dari Fatimah mulailah dari sekarang, lakukan rencana-rencana yang terus tertunda itu, lalu lihat milestone diri sendiri ke depan.
Editor: Khanifah Zulfi
