
Kegiatan Literasi dan Numerasi (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Purbalingga – Perkembangan teknologi digital membawa pengaruh besar terhadap kebiasaan membaca siswa. Wuri, salah satu guru Bahasa Indonesia di sebuah SMP di Purbalingga, mengungkapkan bahwa siswa saat ini cenderung malas membaca karena lebih banyak menghabiskan waktu dengan gawai. “Mereka lebih suka bermain HP dan hanya membaca ketika ada tugas dari guru,” ujarnya.
Dalam kegiatan membaca, siswa lebih tertarik pada buku fiksi atau cerita, sementara buku pelajaran nonfiksi kurang diminati. Ia menambahkan, kemampuan membaca siswa di sekolahnya belum sepenuhnya sesuai dengan harapan kurikulum karena masih ada beberapa siswa yang belum lancar membaca. Selain itu, pemahaman isi teks juga menjadi tantangan utama dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. “Banyak siswa kesulitan menentukan gagasan utama tiap paragraf atau menemukan informasi penting dalam teks,” jelasnya.
Wuri menilai bahwa minat baca sangat berpengaruh terhadap kemampuan memahami bacaan karena minat baca menjadi kunci yang memberikan efek positif terhadap hasil belajar siswa. Ia berupaya menyediakan buku-buku bacaan yang disukai siswa dan memilih teks yang sedang viral di masyarakat untuk menumbuhkan semangat membaca serta membuat pembelajaran terasa lebih dekat dengan kehidupan mereka.
Sekolah tempat Wuri mengajar terdapat program Literasi dan Numerasi yang dilaksanakan sejak adanya himbauan dari pemerintah. Program ini dilakukan tiga kali seminggu selama 15 menit sebelum jam istirahat. Kegiatan tersebut bertujuan untuk membiasakan siswa membaca setiap hari dan mendapat respon positif dari para siswa. Selain itu, Wuri juga memanfaatkan media digital dan video pembelajaran dalam proses mengajar. “Anak zaman sekarang lebih suka mencari informasi lewat internet atau media sosial, jadi penggunaan video sangat membantu agar pembelajaran tidak membosankan,” tuturnya.
Sebagai guru Bahasa Indonesia, Wuri menyadari pentingnya peran guru dalam membangun budaya membaca di sekolah. Ia berharap kemampuan membaca siswa terus meningkat dengan dukungan berbagai pihak. “Harapan saya, sekolah dapat menambah koleksi buku yang diminati siswa, terutama bacaan fiksi, dan terus memberikan sosialisasi tentang pentingnya membaca,” pungkasnya.
Editor: Luthfi Fadhilah
