Firdaus Gymnastiar, Mahasiswa yang Mengabdi untuk Brebes Selatan Lewat Kepemimpinan dan Aksi Sosial Mahasiswa

Sumber: Dokumen Pribadi.

Purwokerto 02 september 2025 – Tidak semua mahasiswa perantauan bisa langsung merasa “pulang” saat sampai di kota baru. Begitu juga yang dirasakan oleh Firdaus gymnastiar, mahasiswa yang lahir di brebes pada tanggal 26 Februari 2004 yang sedang menjalani pendidikan S1 Ekonomi Syari’ah UIN Prof. K.H Shafiuddin Zuhri Purwokerto awalnya, ia merasa asing di lingkungan barunya. Namun, semua berubah ketika ia diperkenalkan dengan organisasi Ikatan Mahasiswa Brebes Selatan (IMBS) oleh rekannya, Dzarril Hafidz Al Ghifari.

“IMBS ini jadi rumah kedua buat saya. Di sini saya merasa gak sendiri, banyak teman lama yang dulu pernah satu SMP, ternyata bertemu lagi dan sama-sama aktif di IMBS,” ujar Agym. Kini, Agym dipercaya menjadi Ketua Umum IMBS. Baginya, amanah ini bukan sekadar jabatan, tapi bentuk kepercayaan besar yang harus dijalani dengan tanggung jawab. Terlebih, di usianya yang masih sangat muda dan baru memasuki semester awal perkuliahan, ia sadar bahwa tidak semua orang punya kesempatan yang sama.

“Aku anggap ini sebagai prestasi tersendiri, bisa dipercaya memimpin organisasi independen seperti IMBS. Tugasnya memang gak mudah, tapi aku yakin ini akan jadi bekal berharga untuk masa depan,” tambahnya.

Organisasi yang Bernyawa dan Punya Arah Jelas: IMBS bukan sekadar kumpulan mahasiswa dari Brebes Selatan. Organisasi ini berdiri sejak 2006 dan terus menjaga marwahnya sebagai wadah kekeluargaan, pengembangan diri, dan pengabdian sosial. Menurut Agym, organisasi mahasiswa itu penting karena mencerminkan kehidupan nyata.

“Kalau kita lihat lebih dalam, diri kita sendiri itu sebenarnya organisasi. Pikiran, hati, ucapan, dan tindakan itu saling terhubung. Kalau pikiran kita buruk, semuanya akan ikut-ikutan buruk. Maka dari itu, organisasi harus punya arah dan visi-misi yang jelas,” jelasnya.

Sumber: Dokumen pribadi

IMBS terdiri dari lima bidang kerja: Pendidikan, Ekonomi Kreatif, Komunikasi dan Informasi, Bakat dan Minat, serta Logistik. Semua bidang itu bekerja sama untuk menjalankan program-program yang berdampak langsung pada mahasiswa dan masyarakat. Program Kerja yang Berdampak Langsung: Salah satu program kerja yang paling membekas bagi Agym adalah Belajar Eksternal. Program ini menyasar daerah-daerah pelosok di Brebes Selatan, tempat yang jarang disentuh kegiatan kemahasiswaan.

“Di sana kita adakan bakti sosial, cek kesehatan gratis, sosialisasi ke sekolah-sekolah, hingga lomba untuk anak-anak dan berbagi sembako bagi masyarakat kurang mampu,” jelas Agym. Selain itu, ada juga program Goes to School, Makrab Anggota Baru, IMBS Competition, dan Ambal Warsa IMBS sebagai ajang refleksi tahunan.

Tantangan, Kaderisasi, dan Harapan ke Depan: Menjadi ketua tentu bukan tanpa tantangan. Salah satu tantangan terbesar agym adalah menjaga kekompakan seluruh anggota.

Namun, ia punya pendekatan yang sederhana tapi kuat: rasa kekeluargaan. “Saya selalu tekankan bahwa kita ini keluarga. Kalau ada satu yang sedih, semua harus ikut merasa. Kalau satu senang, yang lain juga harus mendukung,” ujarnya.

Menjadi ketua tentu bukan tanpa tantangan. Salah satu tantangan terbesar Agim adalah menjaga kekompakan seluruh anggota. Namun, ia punya pendekatan yang sederhana tapi kuat: rasa kekeluargaan. “Saya selalu tekankan bahwa kita ini keluarga. Kalau ada satu yang sedih, semua harus ikut merasa. Kalau satu senang, yang lain juga harus mendukung,” ujarnya.

Untuk menjaga keberlanjutan organisasi, IMBS rutin mengadakan kaderisasi lewat kegiatan santai seperti tongkrongan hingga agenda formal yang melibatkan anggota baru. Agym menutup dengan sebuah harapan: “Semua ini saya lakukan sebagai bentuk rasa terima kasih saya pada tempat saya dilahirkan dan dibesarkan. Lewat IMBS, saya ingin berkontribusi semampu saya untuk Brebes Selatan yang lebih maju.” tutup Agym dengan penuh semangat.

Editor: Qoriatun Munawaroh

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *