
Purbalingga — Perkembangan teknologi digital membawa perubahan besar dalam dunia pendidikan, terutama dalam cara siswa belajar. Namun, di sisi lain, meningkatnya penggunaan media sosial selama kegiatan pembelajaran memunculkan tantangan baru berupa distraksi digital.
Berdasarkan riset yang dimuat dalam Jurnal Pendidikan Tambusai (Padmasari, 2025), mayoritas siswa di Indonesia mengaku kesulitan menjaga fokus belajar karena terdorong untuk membuka media sosial saat proses pembelajaran berlangsung. Platform seperti TikTok, Instagram, dan YouTube menjadi sumber gangguan utama yang mengalihkan perhatian dari materi pelajaran. Akibatnya, tingkat konsentrasi menurun dan hasil belajar tidak optimal meskipun pembelajaran telah difasilitasi secara digital.
Salah satu guru di Purbalingga, Ibu Mia, juga mengamati hal serupa di lingkungan sekolahnya. “Karena sekarang serba digital, banyak siswa yang diam-diam membuka media sosial saat pembelajaran berlangsung. Biasanya saya beri peringatan supaya mereka lebih fokus,” ujarnya. Menurutnya, pengawasan dan pembiasaan belajar yang disiplin menjadi cara utama untuk mengurangi kebiasaan tersebut tanpa harus meniadakan penggunaan teknologi di kelas.
Sebagai siswa yang juga menggunakan perangkat digital dalam kegiatan belajar, perlu disadari bahwa distraksi media sosial memang sulit dihindari. Notifikasi yang terus muncul sering kali membuat fokus berpindah dari materi pelajaran ke hiburan.
Kondisi ini menjadi pengingat bahwa literasi digital perlu ditingkatkan agar teknologi benar-benar mendukung pembelajaran, bukan justru menghambatnya. Dengan kesadaran tersebut, siswa diharapkan mampu menempatkan media sosial sebagai sarana penunjang, bukan sebagai sumber gangguan dalam belajar.
Editor : Indri Kumala
