Menjadi Terang di Tengah Anak Bangsa: Perjalanan Septi Mahmudah sebagai Relawan SAN Purwokerto

Septi Mahmudah (Dokumentasi Pribadi)

PURWOKERTO – Kepedulian seorang mahasiswi melahirkan gerakan sosial yang memberi dampak nyata bagi anak-anak di Purwokerto. Septi Mahmudah, yang akrab disapa Mauda, merupakan seorang mahasiswi kelahiran 2005, ia membuktikan bahwa kepedulian sosial dapat membawa perubahan nyata. Mauda menyelesaikan pendidikan menengah di SMA Negeri 1 Kerjo Karanganyar dan kini tengah menempuh studi S-1 Pendidikan Ekonomi, Universitas Jenderal Soedirman. Mauda dikenal sebagai penggerak utama relawan SAN (Senyum Anak Nusantara) Purwokerto 2025, sebuah komunitas pemuda berfokus pada pendidikan karakter dan peningkatan kesejahteraan anak. Melalui keterlibatannya, Mauda aktif mendorong berbagai program yang bertujuan untuk membangun lingkungan yang lebih baik bagi generasi muda, khusunya di wilayah Purwokerto.

Di tengah kesibukan aktivitas perkuliahan, sebagian mahasiswi memilih menempuh jalan pengabdian. Dengan semangat untuk memberikan dampak positif, ia ikut terlibat dalam komunitas sosial yang berfokus pada anak-anak.

Mauda memulai perjalanan di dunia kerelawanan sejak di bangku SMA. Semangatnya terhadap kegiatan sosial mendorong untuk bergabung dengan SAN pada 2024 sebagai staf kreatif acara. Kini, pada tahun 2025, Mauda menjabat sebagai ketua umum, melanjutkan dedikasinya dalam memberikan dampak positif bagi anak-anak.

Menurut Mauda, motivasi utamanya adalah melihat senyum anak-anak. “saya senang jika bertemu anak kecil tertawa bersama teman yang lainnya,” ungkapnya.

Mauda juga menyadari masih banyak anak, khususnya yang menempuh pendidikan non-formal dan tinggal di wilayah terpencil, kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah. “Dengan adanya SAN ini, saya dapat memberikan bimbingan kepada mereka. Banyak orang tua merasa terbantu, dan anak menjadi lebih bersemangat,” ujarnya.

Memilih Jalan Relawan

Mauda memiliki alasan yang kuat mengapa ia memilih mengikuti SAN dibandingkan dengan organisasi lain. “Sasaran SAN adalah anak-anak di Banyumas yang relatif mudah dijangkau,” katanya.

Ia juga meyakini pentingnya fokus pada satu tujuan. “Saya yakin, dengan berfokus pada satu tujuan, kita dapat menekuninya secara maksimal sehingga memiliki nilai dan mampu berkontribusi penuh,” tambahnya.

Dalam perjalannya, Mauda tidak berpijak pada satu sosok inspirasi. “Saya belajar dari banyak orang, tidak terpaku pada satu sosok,” ujarnya.

Fokus pada Pendidikan Karakter

Relawan SAN berfokus pada pengembangan pendidikan karakter anak. Menurut Mauda, banyak anak-anak saat ini tidak tahu cita-cita mereka, bahkan tidak mengerti mengapa mereka harus sekolah.

“Banyak siswa di pendidikan formal tidak memahami alasan mereka belajar, seolah hanya menjalani sekolah tanpa tujuan yang jelas,” ungkapnya.

Tantangan dan Tanggung jawab

Sebagai ketua, Mauda menghadapi tantangan baik dari sisi internal maupun eksteral. Tantangan internal yang dihadapi adalah menyamakan persepsi dan semangat anggota relawan yang sebagian besar merupakan mahasiswa dengan berbagai kesibukan akademik dan organisasi.

“Saya selalu mengingatkan para relawan tentang tujuan awal mereka bergabung, dan ketika kontribusinya belum maksimal, saya mengajak mereka kembali menata semangat dari awal,” cerita Mauda.

Tantangan eksternal datang dari sebagian masyarakat yang meragukan dampak nyata dari kegiatan yang dilakukan oleh para relawan. Namun, tak sedikit masyarakat yang justru memberikan dukungan penuh dan hal ini menjadi sumber semangat bagi para relawan.

Momen Tak Terlupakan

Selama menjadi relawan, momen yang paling berkesan bagi Mauda adalah ketika ia bertemu dengan seorang anak yang berani bercerita tentang kondisi keluarganya serta perundangan yang pernah dialaminya, “Saat itu saya merasa memiliki privilege karena berhasil dikenali dan dipercaya anak tersebut sebagai sosok yang membuatnya merasa aman saat bercerita,” ujarnya.

Sebuah langkah kecil yang diyakini Mauda akan memberi gema besar bagi lahirnya generasi emas Indonesia.

Editor: Rika Amelia

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *