Sumber: youtube Metro TV
Banyumas – Matematika kerap menjadi momok yang menakutkan bagi sebagian orang, tidak terkecuali para siswa di Indonesia. Banyaknya angka, rumus, dan teori yang rumit menjadi salah satu alasan mengapa pelajaran satu ini sering dihindari. Hal ini diperburuk dengan keterbatasan metode pembelajaran, terutama di daerah terpencil yang kekurangan tenaga pendidik yang berkualitas. Menurut laporan dari Kementerian Pendidikan, banyak siswa di Indonesia masih berada di bawah standar pemahaman dasar matematika yang akhirnya berdampak pada hasil ujian mereka. Bahkan sebanyak 60% siswa Sekolah Dasar di Indonesia mengalami kesulitan dalam memahami operasi dasar matematika, seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.
“Kita perlu pendekatan yang berbeda, yang lebih mengutamakan pemahaman konsep dasar secara menyeluruh,” ujar Profesor Yohanes Surya. Berawal dari pemikiran itu Profesor Yohanes Surya berhasil menciptakan metode pembelajaran Gampang, Asyik, dan Menyenangkan (Gasing). Metode Gasing membantu siswa belajar matematika dengan lebih mudah dan menyenangkan melalui permainan dan latihan yang menarik. Metode ini menghilangkan kesan bahwa matematika adalah pelajaran yang rumit dan memungkinkan siswa belajar secara visual dan logis.
Contoh penerapan metode ini adalah membiarkan siswa melihat langsung bagaimana konsep angka bekerja dengan mengajarkan penjumlahan dan pengurangan dengan alat fisik seperti kancing atau balok. Siswa juga diajarkan tentang perkalian dan pembagian dengan cara yang lebih nyata, seperti membagi kue atau kelompok benda yang biasa digunakan. “Kami ingin anak-anak merasa bahwa matematika bukan sekadar angka di atas kertas, tetapi bagian dari kehidupan mereka sehari-hari,” ujar Yohanes Surya menambahkan.
Metode pembelajaran Gasing yang diciptakan oleh Profesor Yohanes Saputra semakin banyak digunakan di sekolah-sekolah di Indonesia, terutama daerah terpencil. Dalam beberapa tahun terakhir, metode ini telah berkembang menjadi pilihan alternatif untuk membantu siswa sekolah dasar mempelajari matematika dengan cara yang lebih mudah dan menyenangkan.
Belakangan ini viral di sosial media seorang bocah menggunakan seragam sekolah tampak sedang mengajar kalkulus kepada mahasiswa di salah satu universitas. Bocah tersebut bernama Jose Nerotou yang baru berusia 13 tahun. Ternyata, Jose adalah salah satu murid dari Profesor Yohanes Surya yang berhasil dididik menggunakan metode pembelajaran Gasing. Metode ini berhasil mengubah anak yang awalnya sama sekali tidak bisa berhitung menjadi ahli dalam berhitung hanya dalam waktu dua minggu.
Metode pembelajaran Gasing telah terbukti efektif dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang matematika di Sekolah Dasar, terutama di wilayah yang selama ini kurang terpengaruh oleh metode pembelajaran kontemporer. Diharapkan lebih banyak sekolah di Indonesia yang menggunakan pendekatan pembelajaran yang mudah, menyenangkan, dan menghibur ini untuk mengurangi gap matematika.