Gumelar– Suasana hening namun penuh antusiasme terpancar dari wajah siswa Kelas 4 SD Negeri 2 Gumelar, pagi itu. Mereka menatap layar proyektor yang menayangkan video animasi tentang contoh pelaksanaan wawancara. Ini adalah strategi yang digunakan oleh Evi, seorang guru yang mengajarkan materi menggunakan media audiovisual melalui video pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran diawali dengan perkenalan topik dan tujuan, yaitu memahami tata cara wawancara yang baik dan benar, menyampaikan teori dasar wawancara secara singkat, mencakup unsur 5W+1H, serta sikap dan etika yang harus diperhatikan. Kemudian dilanjutkan dengan pemutaran sebuah video animasi yang menjelaskan materi wawancara, mulai dari bagaimana cara wawancara yang baik, persiapan wawancara, menyiapkan teks wawancara, seperti apa pelaksanaan wawancara, dan penulisan laporan hasil wawancara.
“Suasana kelas jadi lebih tertib, anak fokus dan konsentrasi melihat video, sehingga tidak monoton mendengarkan penjelasan dari guru,” ungkapnya. Ia menegaskan bahwa tujuan utama pembelajaran ini adalah membangun pemahaman konsep nyata yang secara langsung dilihat melalui video, sebelum siswa mencobanya sendiri.
Pemilihan media audiovisual ini bukan tanpa alasan. Video berfungsi sebagai media yang mampu menarik perhatian, efektif, dan mengarahkan konsentrasi siswa. Bagi siswa yang lambat dalam menangkap informasi, video berperan sebagai fungsi kompensatoris adalah mampu mengkombinasikan antara visual (gambar) dengan audio (suara). Sehingga memberikan konteks kepada siswa yang kemampuannya lemah dalam mengorganisasikan dan mengingat kembali informasi yang telah diperoleh.
Kegiatan yang berlangsung pada Senin, 10 November 2025 ini, menutup pelajaran dengan sebuah kesiapan. Penjelasan materi yang telah diperkuat oleh contoh visual dari video, diharapkan menjadi bekal bagi para siswa untuk mempraktikkan langsung ilmu tersebut dalam wawancara secara langsung dengan baik dan benar.
Editor: Nadya Wahyu Maliqa
