PURWOKERTO— Menjadi pengajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) bukan sekadar mengajarkan bahasa, tetapi juga memperkenalkan jati diri bangsa kepada dunia. Profesi ini semakin banyak diminati karena menawarkan pengalaman lintas budaya, peluang karier yang luas, dan kesempatan berkontribusi dalam diplomasi kebahasaan Indonesia.
Berikut lima alasan mengapa menjadi pengajar BIPA merupakan pilihan yang menarik dan bermakna.
Menjadi Duta Budaya Indonesia
Pengajar BIPA berperan sebagai jembatan antara Indonesia dan dunia. Melalui proses pembelajaran, mereka tidak hanya mengajarkan kosakata dan struktur bahasa, tetapi juga menyampaikan nilai-nilai budaya, seperti gotong royong, sopan santun, dan kebersamaan. Setiap pertemuan menjadi ruang untuk memperkenalkan karakter bangsa yang ramah dan terbuka terhadap keberagaman.
Memiliki Peluang Kerja dan Pengalaman Internasional
Program BIPA kini telah hadir di lebih dari lima puluh negara dengan ratusan lembaga penyelenggara. Hal ini membuka kesempatan luas bagi pengajar untuk berkarya di berbagai institusi, seperti universitas luar negeri, lembaga kebudayaan, hingga Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI). Selain memperoleh pengalaman internasional, profesi ini juga menawarkan penghargaan finansial yang kompetitif serta kesempatan memperluas jejaring global.
Proses Pembelajaran yang Aktif dan Menyenangkan
Kelas BIPA dikenal dinamis dan interaktif. Pengajar dapat memanfaatkan berbagai metode seperti roleplay, tongue drill untuk melatih pelafalan, serta kegiatan berbasis budaya seperti bermain alat musik tradisional Indonesia atau menari bersama. Pendekatan yang kreatif dan komunikatif ini tidak hanya membuat pembelajaran lebih menarik, tetapi juga membantu peserta memahami bahasa secara alami dan kontekstual.
Menambah Wawasan dan Sikap Toleran terhadap Keberagaman
Mengajar BIPA berarti berinteraksi dengan peserta dari berbagai negara dengan latar budaya yang berbeda. Hal ini melatih pengajar untuk lebih terbuka, sabar, dan menghargai perbedaan. Kelas BIPA sering kali menjadi ruang pertemuan budaya yang memperkaya wawasan serta membentuk sikap toleran dan empati terhadap sesama.
Memiliki Ruang untuk Berkarya dan Melakukan Penelitian
Dunia BIPA juga membuka peluang luas untuk berinovasi dan meneliti. Pengajar dapat mengembangkan bahan ajar, melakukan kajian linguistik terapan, atau menulis penelitian tentang berbahasa dan strategi pembelajaran bagi penutur asing. Beberapa perguruan tinggi di Indonesia kini juga menawarkan program magister BIPA, yang memberi ruang bagi pendidik muda untuk terus meningkatkan kompetensi dan profesionalismenya.
Menjadi pengajar BIPA bukan hanya tentang menyampaikan materi, melainkan juga tentang membangun pemahaman dan persahabatan antarbangsa, melalui bahasa, para pengajar memperlihatkan keindahan budaya Indonesia kepada dunia dan menumbuhkan rasa cinta terhadap keberagaman. “Kalau kita mengajar BIPA, kita tidak hanya mengajarkan bahasanya saja, tetapi juga memperkenalkan budayanya. Di situ kita menjadi duta budaya Indonesia,” tutur Ari, seorang pengajar BIPA dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
Editor: Ela Tristiyani

 
		 
		 
		