Siti Masrokhah, Guru Kelas 6 SD Negeri 2 Karangkemiri yang Setia Membimbing Generasi Desa

Banyumas – Guru merupakan sosok penting dalam perjalanan pendidikan bangsa. Dari tangan merekalah lahir generasi penerus yang cerdas dan berkarakter. Di Desa Karangkemiri, Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas, terdapat seorang guru yang menjadi teladan karena ketekunan, kesabaran, dan ketulusannya dalam mendidik. Dialah Ibu Siti Masrokhah, guru kelas 6 di SD Negeri 2 Karangkemiri, yang telah mengabdikan dirinya selama 9 tahun untuk mendampingi anak-anak desa dalam meraih mimpi.

Siti Masrokhah mulai mengajar di SD Negeri 2 Karangkemiri pada awal tahun 2016. Kala itu, kondisi sekolah masih sangat terbatas. Ruang kelas sederhana, buku pelajaran minim, dan fasilitas belajar jauh dari kata lengkap. Namun, semua keterbatasan tersebut tidak menyurutkan niatnya untuk tetap bertahan.

“Sejak awal saya menyadari bahwa menjadi guru di desa tidak akan mudah. Tetapi justru di sini tantangannya. Anak-anak desa memiliki semangat besar untuk belajar, meskipun dengan segala keterbatasan,” ujarnya saat ditemui pada Rabu (3/9/2025).

Dalam kesehariannya, Siti Masrokhah dikenal sebagai guru yang kreatif. Ia kerap menggunakan pendekatan kontekstual agar siswa lebih mudah memahami materi. Misalnya, untuk mengajarkan pecahan, ia membagi kue atau buah menjadi beberapa bagian agar siswa dapat melihat langsung penerapannya. Untuk pelajaran IPA, ia mengajak murid keluar kelas guna mengamati lingkungan sekitar.

“Belajar harus menyenangkan dan bermakna. Saya ingin anak-anak memahami bahwa ilmu yang mereka pelajari memiliki kaitan langsung dengan kehidupan sehari-hari,” jelasnya.

Bagi siswa kelas 6, Bu Siti bukan hanya seorang pengajar, melainkan juga seorang ibu yang selalu siap mendengar keluh kesah mereka. Banyak murid merasa nyaman menceritakan kesulitan belajar, bahkan masalah pribadi, kepadanya.

Wulan Dewi Aprilia, salah seorang siswi kelas 6, mengatakan, “Bu Siti tidak pernah marah jika saya salah. Beliau sabar sekali, selalu memberi penjelasan sampai saya benar-benar mengerti.”

Hal senada diungkapkan Kepala Sekolah, Bapak AFIAT PUJIANTO, S.Pd.SD. Menurutnya, kelebihan Bu Siti terletak pada pendekatan personal yang ia lakukan. “Beliau tidak hanya mengajarkan pengetahuan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai moral dan karakter. Itulah yang membuat anak-anak merasa dekat dengannya,” ujarnya.

Ketulusan pengabdian Siti Masrokhah juga dirasakan oleh para orang tua murid. Bu Nani, salah satu wali murid, mengaku kagum dengan kepedulian Bu Siti. “Beliau sering datang ke rumah jika ada anak yang tertinggal pelajaran. Bahkan, saat anak saya sakit, Bu Siti mau mengajarinya secara pribadi. Kami sangat berterima kasih atas kebaikan hati beliau,” tuturnya.

“Dulu pernah ada yang kena penyakit jantung, jadi saya sering ke rumahnya mba. Nganter soal dan pelajaran. Kaizan juga mba, selalu saya datangi rumahnya sebagai bentuk bimbingan konseling.” Kata Bu Siti.

Mengajar di desa tentu penuh tantangan. Fasilitas belajar yang terbatas, akses internet yang tidak selalu stabil, serta minimnya sarana pendukung menjadi hambatan sehari-hari. Namun, bagi Siti Masrokhah, keterbatasan bukanlah penghalang.

“Keterbatasan justru membuat saya belajar untuk lebih kreatif. Saya ingin menunjukkan kepada anak-anak bahwa semangat belajar tidak boleh padam hanya karena fasilitas kurang memadai,” katanya tegas.

Selain mengajarkan mata pelajaran akademik, Siti Masrokhah menekankan pentingnya sikap disiplin, kerja keras, dan rasa saling menghargai. Ia sering menasihati murid-muridnya untuk berdoa sebelum belajar, menjaga kebersihan kelas, serta menghormati guru dan teman. “Ilmu saja tidak cukup. Anak-anak harus dibekali dengan akhlak mulia agar kelak menjadi pribadi yang bermanfaat,” ungkapnya.

Meski usianya tidak lagi muda, semangat Siti Masrokhah tidak pernah pudar. Ia berharap anak-anak desa Karangkemiri berani bermimpi besar dan tidak merasa minder karena berasal dari pelosok.

“Saya selalu mengatakan kepada mereka: jangan pernah ragu. Anak desa pun bisa sukses. Yang penting adalah kesungguhan belajar dan keuletan dalam meraih cita-cita,” ujarnya penuh semangat.

Kisah pengabdian Siti Masrokhah menjadi jawaban atas pertanyaan siapa sosok guru yang tetap teguh di sekolah desa, apa yang membuatnya bertahan, kapan dan di mana ia mengabdikan diri, mengapa ia setia pada profesinya, serta bagaimana ia menjalankan tugas dengan penuh dedikasi. Ia adalah potret nyata seorang pendidik yang menjadikan profesi guru sebagai panggilan hati, bukan sekadar pekerjaan. Dedikasinya membuktikan bahwa keikhlasan seorang guru dapat menyalakan harapan dan membuka jalan masa depan bagi anak-anak bangsa, di manapun mereka berada.

Editor : Labibah Hanum Azahra

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *