Sumber : Poster Memperkuat Budaya Sebagai Benteng (Desain Canva Pribadi)
Purwokerto — Tantangan terbesar mahasiswa saat ini bukan hanya persaingan akademik, melainkan krisis jati diri dan etika di tengah derasnya arus globalisasi dan modernisasi. Budaya yang meliputi norma, etika, dan kearifan lokal, harus diperkuat sebagai kompas moral mahasiswa. Hal ini mendesak untuk diangkat .Saat ini, nilai-nilai tradisi sering dianggap usang.
Budaya bersifat krusial, karena mengasah hal yang tidak diajarkan oleh ilmu pasti seperti, hati nurani, tepo seliro, dan kedalaman kearifan lokal. Keterampilan yang diasah budaya, seperti pemahaman mendalam terhadap etika dan norma sosial, adalah pembeda. Mahasiswa bertanggung jawab sebagai generasi penerus budaya. Tanpa landasan budaya yang kuat, mahasiswa akan kehilangan identitas nusantara dan mudah terombang-ambing oleh nilai-nilai asing.
Faktanya, organisasi internasional seperti UNESCO terus menekankan pentingnya pendidikan berbasis budaya untuk membangun perdamaian dan pemahaman multikultural. Di Indonesia sendiri, riset menunjukkan bahwa mahasiswa dengan pemahaman kearifan lokal yang kuat memiliki tingkat toleransi yang lebih tinggi dan integritas akademik yang lebih baik.
Budaya bukan hanya warisan yang disimpan di museum, melainkan aset strategis dan moral yang harus diterapkan setiap hari. Literasi Budaya harus dijadikan “Pendidikan Hati Nurani dan Identitas Bangsa.”
Ada dua langkah utama yang harus diterapkan di lingkungan kampus dan masyarakat. Pertama, penguatan sastra, dengan mendorong mahasiswa untuk membaca karya-karya lokal yang kaya akan nilai etika dan moral. Kedua, aksi budaya nyata. Mahasiswa harus aktif mengidentifikasi cerita rakyat, mitologi, atau filosofi daerah yang relevan dan menginternalisasikannya dalam kehidupan sehari-hari maupun praktik organisasi mereka.
Ini adalah panggilan untuk seluruh mahasiswa Indonesia, jangan biarkan modernisasi merampas kekayaan spiritual dan etika yang diwariskan leluhur. Tingkatkan peran budaya, karena itulah satu-satunya cara untuk menjamin karya yg memiliki jiwa dan menjaga identitas bangsa.
Editor: Najwa Rahmadani
