Sumber: Pinterest
Novel Di Tanah Lada karya Ziggy bukan sekadar bacaan biasa. Kisah ini menggugah kesadaran kita bahwa setiap sisi kehidupan, walau tampak sederhana, menyimpan sebuah rahasia. Lada, yang umumnya dianggap bumbu dapur biasa, di tangan Ziggy berubah menjadi lambang perasaan tersembunyi. Dalam novel ini, Lada menjadi simbol kepahitan hidup yang dihadapi Ava dan P.
Setiap karakter dalam novel Di Tanah Lada berjuang dengan caranya sendiri untuk mencari makna dalam kehidupan yang rumit. Mereka mencari tempat untuk diri sendiri dan melawan banyak perasaan yang timbul, baik itu rasa takut, rasa bersalah, atau keinginan untuk bebas dari bayang-bayang yang tak pernah pergi. Namun, rasa itu tidak hanya soal emosi, tetapi juga luka-luka nyata akibat kekerasan fisik yang mereka alami.
Melalui hubungan Ava dan P, Ziggy menyelipkan secercah harapan yang terasa hangat. Persahabatan mereka bukan hanya bentuk pelarian dari realitas yang menyakitkan, tetapi juga wujud perlawanan diam-diam terhadap kenyataan pahit yang terus membayangi. Mereka menemukan kekuatan untuk bermimpi, meskipun hanya tentang kehidupan sederhana yang lebih baik.
Dalam perjalanan ke Tanah Lada atau tempat kebahagiaan, P harus mengetahui sebuah kenyataan pahit yang sulit diterima olehnya. Pencarian kebahagiaan dan kebebasan itu berakhir dengan keputusan besar untuk menyerahkan diri pada laut yang luas, seolah berharap ombak bisa menghapus luka-luka mereka. Seperti lada yang pedasnya menggigit tetapi cepat memudar, mimpi-mimpi mereka tenggelam bersama harapan yang tak lagi bisa digenggam. Di tengah kebisingan ombak, mereka mungkin menemukan kebahagiaan dan kebebasan yang selama ini tak pernah mereka dapatkan.