Petualangan dan Refleksi dalam Laut Bercerita: Menggugah Kesadaran Lingkungan

Novel Laut Bercerita karya Leila S. Chudori adalah sebuah karya sastra yang tidak hanya menyajikan cerita, tetapi juga berfungsi sebagai alat refleksi mengenai kesadaran lingkungan dan sejarah. Mengisahkan perjuangan dua tokoh utama, Biru Laut dan Asmara Jati, novel ini menggambarkan ketidakadilan sosial serta dampak dari penghilangan paksa yang terjadi di Indonesia selama masa Orde Baru.

Biru Laut, seorang mahasiswa pecinta sastra, aktif dalam diskusi dan pergerakan melawan rezim yang menindas. Melalui kecintaannya pada buku-buku tentang perlawanan, ia berupaya menyebarkan kesadaran mengenai pentingnya kebebasan berpendapat dan hak asasi manusia. Adiknya, Asmara Jati, meskipun lebih tertarik pada sains, menunjukkan semangat juang yang sama setelah kakaknya menghilang. Ia mendirikan lembaga untuk membantu keluarga korban penghilangan paksa, mencerminkan dampak mendalam dari tindakan represif pemerintah terhadap individu dan keluarga.

Novel ini juga menyentuh aspek lingkungan. Laut, sebagai simbol dalam judul, mencerminkan kedalaman emosi dan kehilangan yang dialami para tokoh. Laut menjadi saksi bisu dari banyak peristiwa tragis serta sejarah kelam bangsa. Dengan demikian, Laut Bercerita mengajak pembaca untuk merenungkan hubungan antara sejarah, lingkungan, dan identitas nasional.

Buku ini telah menarik perhatian luas di kalangan generasi muda, banyak di antaranya baru mengetahui tragedi 1998 melalui narasi yang disajikan. Hal ini menunjukkan bahwa Laut Bercerita berhasil menjembatani kesenjangan pengetahuan sejarah di kalangan generasi muda dan mendorong mereka untuk lebih peduli terhadap isu-isu sosial dan lingkungan.

Secara keseluruhan, Laut Bercerita bukan hanya sekadar novel; ia merupakan panggilan untuk bertindak bagi pembaca agar lebih sadar akan sejarah dan dampaknya terhadap lingkungan serta masyarakat saat ini.

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *